Ruben Onsu Pernah Merasa Sangat Kedinginan, Kaku Badannya Hingga Tidak Bisa Bergerak, Hasil Diagnosis Dokter Mengidap Penyakit Empty Sella Syndrome, Penyakit Apa Itu dan Kapan Harus Waspada?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Ruben Onsu didiagnosis mengidap Penyakit Empty Sella Syndrome
Ruben Onsu didiagnosis mengidap Penyakit Empty Sella Syndrome

Intisari-Online.com – Beberapa waktu lalu dikabarkan Ruben Onsu pernah tiba-tiba ‘ambruk’ dan dirawat di Rumah Sakit karena penyakit yang dialaminya.

Presenter sekaligus pelawak ini didiagnosis mengidap penyakit Empty Sella Syndrome.

Apa itu Empty Sella Syndrome?

Empty Sella Syndrome (ESS) atau Sindom Sella Kosong merupakan suatu kondisi ketika terjadi penyusutan kelenjar pituitary atau hipofisis.

Melansir John Hopkins Medincine, ESS dapat terjadi jika Anda memiliki Sella Turcica yang diperbesar.

Ini merupakan struktur tulang di malan kelenjar hipofisis berada di dasar otak.

Selama tes pencitraan area, kelenjar hipofisis mungkin pertama-tama terlihat seperti hilang.

Mengutip dari kompas.com (22/7/2022), menurut Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Otak Nasional di Jakarta Timur, dr. Viola Maharani Sp.S mengatakan secara normal, kelenjar pituitary atau hipofisis ini ada pada bagian depan dari dasar tengkorak.

Kelenjar yang berukuran sebesar kacang polong ini terletak di bagian bawah otak, fungsinya untuk menghasilkan banyak hormon penting bagi metabolisme tubuh kita.

Jenis hormon yang dihasilkan antara lain THS (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.

Ketiga hormon yang pertama tersebut memiliki tugas untuk mengendalikan fungsi kelenjar endoktrin lain, juga untuk merangsang kelenjar tersebut menghasilkan hormon.

Ketika kelenjar hipofisis ini terganggun, termsuk mengalami penyusutan, maka tidak dapat memproduksi satu atau lebih hormon dalam jumlah yang cukup dan menyebabkan terjadinya kelainan.

Menurut John Hopkins Medicine, berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis ESS, yaitu primer dan sekunder.

ESS primer, yaitu kelenjar pituitary biasanya diratakan, tipe ini lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi, yang juga dikaitkan dengan penumpukan cairan di otak.

ESS sekunder, ketika kelenjar pituitari mungkin kecil karena perubahan genetik (mutasi), cedera, terapi radiasi, atau pembedahan.

Gejala penyakit Empty Sella Syndrome

Menurut Viola, tidak semua pasien yang mengidap Empty Sella Syndrome merasakan gejala, dan terpengaruh produksi hormonnya.

Gejala klinis yang muncul tergantung pada penyebab dasarnya, serta hormon apa yang sekresinya mengalami masalah.

Contohnya, jika pasien dengan ESS yang terganggu adalah hormon seksualnya, maka penyakit itu bisa menyebabkan gangguan siklus haid, infertilitas, atau impotensi pada laki-laki.

Gejala lain yang sering muncul antara lain nyeri kepala, penurunan ketajaman penglihatan, dan fatigue atau mudah lelah.

Beberapa gejala tersebut pernah dirasakan oleh Ruben Onsu, seperti gangguan ketajaman penglihatan dan mudah lelah.

Ruben juga pernah menceritakan kondisinya itu dalam salah satu acara stasiun televisi yang dipandu oleh Irfan Hakim dan Raffi Ahmad.

“(Kalau kedinginan banget) gue bisa enggak ngeh matanya. Mata gue jadi kayak buram, kabur, kaku kayak enggak bisa bergerak badannya,” ucap Ruben Onsu dikutip dari YouTube Trans7Official, Selasa (19/7/2022).

Menurut Irfan Hakim, kondisi Ruben Onsu yang mudah lelah ini juga kerap terlihat di lokasi syuting, terkadang ketika sedang di panggung, tiba-tiba Ruben Onsu memegang tangannya, merasa akan jatuh, badan sudah kaku dan lemas, namun penonton tidak ada yang tahu.

Lalu, kapan harus waspada?

Menurut Viola, kita harus mulai waspada dan curiga ketika mengalami gejala-gejala tersebut di atas.

Seperti kasus dengan nyeri kepala kronik, gangguan haid, impotensi, gangguan hormonal, dan lain-lain, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari keluhan.

Dalam sebuah acara reality show, Ruben Onsu menyebutkan bahwa penyakit yang dideritanya itu diketahui ketika ada bintik hitam dari hasil pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) yang diduga merupakan lesi otak, dan membuatnya membutuhkan lebih banyak darah, sehingga harus menerima darah.

Bercak di bagian kepalanya itu bak penghisap darah yang harus diperiksa secara rutin berkala setiap minggu.

Baca Juga: Penyakit Ini Sempat Diidap oleh Ruben Onsu Hingga Berat Badannya Turun Drastis dan Berjerawat, Ini yang Dikonsumsinya Hingga Ia Bisa Sembuh Kembali

Baca Juga: Restorannya Kena Fitnah Pakai Pesugihan, Kuasa Hukum Ruben Onsu Bicara Kemungkinan Roy Kiyoshi Jadi Tersangka, 'Iya Dong, Pasti Dong'

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait