Find Us On Social Media :

Para Pekerja Pelabuhan Australia Turut Aksi Mogok di Kapal Belanda

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 26 Februari 2023 | 09:38 WIB

(Ilustrasi) Mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut Indonesia?

Intisari-Online.com - Mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia?

Peristiwa ini terkait dengan 'Black Armada,' kapal dagang dan militer milik Belanda yang diboikot oleh pelabuhan-pelabuhan di Australia.

Peristiwa Black Armada merupakan salah satu bukti dukungan Australia terhadap kemerdekaan Indonesia.

Aksi boikot terjadi setelah Belanda kembali berusaha menduduki Indonesia, yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Dalam peristiwa ini, serikat pekerja di Australia memboikot ratusan kapal Belanda yang hendak membawa suplai logistik militer ke Indonesia.

Sebelum mengetahui mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia, Anda harus tahu latar belakangnya.

Ketika proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, Belanda menolak mengakui kemerdekaan Indonesia.

Belanda bahkan berusaha menegaskan kembali kekuasaannya atas Indonesia.

Sikap Belanda itulah yang melatarbelakangi peristiwa Black Armada, yang terjadi sejak September 1945.

Aksi mulai dilakukan pada 23 September 1945 oleh awak kapal berkebangsaan Indonesia di empat kapal Belanda yang berlabuh di Sydney, Australia.

Baca Juga: Mengapa Kisah Bung Hatta Dapat Menjelaskan Bahwa Beliau sebagai Pelaku dan Saksi Sejarah?

Mereka memilih mogok kerja karena suplai logistik yang dimuat oleh kapal Belanda digunakan untuk menggugat kemerdekaan Indonesia.

Aksi ini kemudian didukung oleh pemerintah Australia, yang menyatakan pihaknya tidak akan memfasilitasi upaya penindasan terhadap pemerintah Indonesia.

Selain Sydney, peristiwa Black Armada terjadi di pelabuhan-pelabuhan di Australia lainnya, seperti di Brisbane dan Melbourne.

Pada 25 September 1945, sekitar 1.400 pekerja pelabuhan di Brisbane menggelar pertemuan untuk menetapkan boikot terhadap kapal-kapal Belanda.

Dalam waktu singkat, aksi pemboikotan tidak hanya dilakukan oleh para pekerja pelabuhan dan menyebar ke berbagai wilayah di Australia.

Kapal-kapal Belanda di berbagai pelabuhan Australia yang hendak bertolak ke Indonesia dilumpuhkan dengan serangkaian aksi boikot.

Departemen Perdagangan dan Buruh Australia bahkan mengedarkan selebaran pada Oktober 1945.

Selebaran tersebut berisi tentang seruan agar kapal-kapal Belanda yang singgah di pelabuhan Australia dan hendak menuju Indonesia untuk tidak "disentuh".

Artinya, kapal-kapal Belanda tidak akan menerima perbaikan, tidak diberi batu bara, perbekalan, amunisi, dan para perwiranya tidak diberi transportasi.

Kapal-kapal Belanda kemudian dijuluki "Black Armada" atau Armada Hitam.

Baca Juga: Sejarah Penyebaran Islam Sebelum Era Wali Songo, Dikuasai 4 Keluarga Ini

Jadi mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia?

Hal itu terjadi sebab muatan kapal tersebut dicurigai membawa amunisi, logistik dan perlengkapan lain dalam persiapan agresi Belanda di Indonesia.

Baca Juga: Mengapa Berita Proklamasi Tidak Diterima secara Bersamaan di Seluruh Wilayah Indonesia?

(*)