Kemudian, mereka menempatkan lima puluh prajurit dan dua meriam yang ditempatkan di benteng tersebut.
Fort Tabanio kemudian dijadikan basecamp untuk pegamanan area tersebut.
Menurut catatan sejarah, Benteng Tabanio merupakan benteng yang terdaftar sebagai benteng kelas 4.
Digunakan untuk melawan musuh pribumi oleh pemerintah Belanda.
Namun, kemudian benteng ini dihapus dari daftar inventaris alat pertahanan Hindia Belanda.
Sayangnya benteng ini kini kondisinya berbeda dengan benteng-benteng lain yang ada di Indonesia.
Benteng Tabanio sudah tidak berbentuk seperti benteng, karena terkena erosi air sunga.
Kondisi benteng ini kini tertutup dengan rumput dan tanah, serta dikelilingi oleh pemukiman warga.
Yang tersisa dari benteng ini hanyalah bekas peluru dan batu bata saja.