Find Us On Social Media :

Teori Persia, Salah Satu Teori Masuknya Islam di Indonesia

By Mentari DP, Senin, 30 Januari 2023 | 13:30 WIB

Apakah teori Persia termasuk salah satu teori masuknya Islam di Indonesia yang paling kuat?

Intisari-Online.com - Apakah teori Persia termasuk salah satu teori masuknya Islam di Indonesia yang paling kuat?

Pertanyaan apakah teori Persia termasuk salah satu teori masuknya Islam di Indonesia yang paling kuat ada di halaman 128 pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X.

Untuk jawabannya, Anda bisa membuka sub bab 1. Masuknya Agama Islam di Indonesia pada halaman 127.

Khususnya pada bagian c. Teori Persia oleh Prof. Dr. Husein Djajadiningrat.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa ada berbagai pendapat terkait bagaimana masuknya Islam di Indonesia.

Hal ini dikarenakan tidak ada yang tahu pasti kapan dan siapa yang membawa Islam ke Indonesia.

Tapi kehadiran agama Islam di Indonesia bisa dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam.

Soal teori sendiri, ada empat teori masuknya Islam di Indonesia yang paling terkenal.

Menurut Ahmad Mansyur Suryanegara dalam buku yang berjudul “Api Sejarah Jilid 1”, yakni Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, dan Teori China.

Setiap teori memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Termasuk Teori Persia.

Dilansir dari kompas.com pada Senin (30/1/2023), Teori Persia dicetuskan oleh Prof. Dr. Husein Djajadiningrat dan didukung oleh Prof. Umar Amir Husen.

Baca Juga: 5 Teori Masuknya Islam di Indonesia, Mana yang Paling Kuat?

Menurut teori ini, agama Islam masuk dari Persia dan bermazhab Syi’ah.

Penjelasannya dikarenakan pada mengeja bacaan huruf Al-Qur`an, terutama di Jawa Barat yang menggunakan ejaan Persia.

Selain itu, menurut Teori Persia, Islam masuk di Indonesia sekitar abad ke-7 hingga ke-13.

Dan para pegadang dari Persia-lah yang disebut pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Sumatera.

Alasannya karena Pulau Sumatera sangat dekat dengan Selata Malaka yang saat itu menjadi pusat perdagangan.

Diketahui Selat Malaka selalu dipenuhi oleh pedagang asing dari berbagai negara. Termasuk pedagang dari Persia.

Oleh karenanya, selagi mereka berdagang, para pedagang Persia ini melakukan penyebaran agama Islam di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan adanya perayaan 10 Muharam di Bengkulu dan Sumatera Barat yang dikenal sebagai Tradisi Tabot.

Tradisi ini adalah tradisi untuk mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali, ini juga dikenal di Persia. 

Kedua karena adanya persamaan nisan pada makam Malik al-Shalih dan makam Maulana Malik Ibrahim. Keduanya memiliki kemiripan dengan nisan yang ada di Persia. 

Ketiga karena adanya kosa kata bahasa Persia di dalam bahasa Melayu.

Baca Juga: Alasan Buya Hamka Menolak Teori Gujarat dan Pilih Teori Makkah

Sayangnya, Teori Persia juga memiliki kelemahan.

Pertama, disebutkan bahwa agama Islam masuk dari Persia dan bermazhab Syi’ah. Tapi sebagian besar orang Persia menggunakannya.

Malahan mayoritas muslim Jawa Barat bermazhab Syafi’i.

Kedua malahan Persia bukanlah wilayah pusat agama Islam. 

Ketiga, jumlah pedagang Persia yang di Indonesia masih kalah dengan pedagang Arab, China dan India.

Jadi, jika ditanya apakah teori Persia termasuk salah satu teori masuknya Islam di Indonesia yang paling kuat?

Maka jawabannya tidak. Teori Persia tidak termasuk teori masuknya Islam di Indonesia yang paling kuat.

Baca Juga: Teori Masuknya Islam di Indonesia: Kelebihan dan Kelemahan Teori Gujarat