Find Us On Social Media :

Kaitan antara Kongres Perempuan Pertama dengan Kongres Sumpah Pemuda?

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 27 Januari 2023 | 16:00 WIB

(Ilustrasi) Keterkaitan antara Kongres Perempuan Pertama dengan kongres Sumpah Pemuda

Intisari-Online.com - Tahukah Anda bagaimana keterkaitan antara Kongres Perempuan Pertama dengan kongres Sumpah Pemuda?

Latihan soal yang berbunyi 'bagaimanakah keterkaitan antara Kongres Perempuan Pertama dengan kongres Sumpah Pemuda?' ada di halaman 85 dalam buku Sejarah kelas XI dalam Kurikulum Merdeka.

Namun sebelum mengetahui bagaimanakah keterkaitan antara Kongres Perempuan Pertama dengan kongres Sumpah Pemuda, Anda harus tahu bahwa perjuangan mencapai kemerdekaan bukan hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, namun juga oleh kaum perempuan Indonesia.

Kegiatan bersama organisasi perempuan yang paling menonjol adalah Kongres Perempuan menjadi permulaan bersatunya organisasi perempuan di tanah air.

Pada 22-25 Desember 1928 bertempat di Gedung NdalemJoyodipuran, Yogyakarta, Kongres Perempuan pertama diadakan.

Tercatat peserta kongres berjumlah 600 orang dari 30 organisasi perempuan yang menghadiri kongres tersebut.Keberhasilan kongres menghadirkan peserta yang tidak dapat dikatakan sedikit adalah berkat kegigihan panitia penyelenggara.

Mereka termasuk organisasi Wanita Utomo, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Perempuan-perempuan Sarekat Islam, Perempuan-perempuan Jong Java, Aisyiyah, dan Wanita Taman Siswa.

Penyelenggaraan Kongres Perempuan tidak lepas dari peristiwa Kongres Sumpah Pemuda yang diselenggarakan sebelumnya di Jakarta.

Hal ini karena perhimpunan organisasi perempuan ini sama-sama menekankan pada pentingnya persatuan bangsa.

Hal tersebut dinilai penting untuk mencegah perpecahan di kalangan organisasi perempuan dengan alasan apapun termasuk urusan agama.

Baca Juga: Pengaruh Nasionalisme di Asia terhadap Pergerakan Nasional di Indonesia

Kongres berjalan agak alot karena masih ada perbedaan pendapat mengenai mosi reformasi perkawinan dan pendidikan terutama di kalangan organisasi perempuan Islam yang menentang perempuan dan laki-laki bersekolah dalam satu kelas.

Hal lain yang diperdebatkan adalah penghapusan poligami yang diusung oleh organisasi-organisasi perempuan nasional dan Kristen (Wieringa, 2010).

Kongres yang berjalan selama empat hari tersebut menghasilkan keputusan dan rekomendasi sebagai berikut:

1) disepakatinya pembentukan federasi organisasi-organisasi perempuan Indonesia, Persatoean Perempoean Indonesia (PPI) setahun kemudian.

PPI kemudian berubah nama menjadi Perserikatan Perhimpoenan Isteri Indonesia (PPII)

2) PPII menerbitkan surat kabar secara mandiri

3) mencegah pernikahan anak-anak,

4) mendirikan Studie fonds,

5) memperkuat pendidikan kepanduan putri,

6) mengirimkan mosi kepada pemerintah yang isinya mendesak agar pemerintah memberikan memperhatikan dan dukungan dana kepada janda dan anak-anak, menolak pencabutan tunjangan pensiun dan memperbanyak pendirian sekolah-sekolah putri. 

Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Organisasi Budi Utomo Terhadap Peristiwa Sumpah Pemuda 1928

(*)