Intisari-Online.com - Apa saja peristiwa yang menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dalam sejarah Indonesia? Berikut ini beberapa di antaranya.
Pertanyaan "Apa saja peristiwa yang menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dalam sejarah Indonesia?" terdapat pada halaman 128 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XI SMA/SMK.
Pada bagian 3 buku tersebut, dipelajari mengenai Bhineka Tunggal Ika.
Seperti diketahui Bangsa Indonesia merupakan bangsa beraneka ragam karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda.
Keberagaman tersebut menjadi kekayaan dan keunikan bangsa Indonesia. Tetapi di sisi lain juga menjadi tantangan tersendiri.
Meski begitu, dalam sejarahnya Bangsa Indonesia mencapai keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan tersebut sehingga lahirlah negara Indonesia seperti sekarang ini.
Ada berbagai peristiwa yang menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dalam sejarah Indonesia.
Beikut ini beberapa di antara peristiwa-peristiwa tersebut:
1. Kebangkitan Nasional
Peristiwa pertama yang menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia adalah kebangkitan nasional.
Latar belakang adanya Kebangkitan Nasional adalah tumbuhnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Lahirnya Kebangkitan Nasional juga didorong oleh terbentuknya organisasi Budi Utmo pada 20 Mei 1908 oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (sekolah kedokteran untuk pribumi).
Kala itu, Dr Sutomo dan teman-temannya berniat mendirikan organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Gagasan tersebut muncul setelah mereka melihat kondisi bangsa Indonesia yang saat itu sangat memprihatinkan akibat kolonialisme Belanda.
Dr Sutomo bersama para pelajar STOVIA pun mendirikan Budi Utomo demi mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa lainnya.
Sejak Budi Utomo terbentuk, mulai terlihat adanya pergerakan nasional Indonesia. Pergerakan nasional adalah bangkitnya rasa semangat persatuan dan nasionalisme rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Selain Budi Utomo, organisasi pergerakan nasional lainnya juga terbentuk.
Organisasi pergerakan nasional itu di antaranya adalah Sarekat Islam, Indische Partij, dan Perhimpunan Indonesia.
2. Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda yang diucapkan saat Kongres Pemuda II di Jakarta pada 28 Oktober 1928.
Diucapkannya Sumpah Pemuda menjadi salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada.
Kongres Pemuda sendiri bertujuan untuk membangkitkan semangat kerjasama antar perkumpulan pemuda yang berbeda latar belakang.
Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Perkembangan Politik Global Terhadap Kemerdekaan Indonesia?
Kemudian, Kongres tersebut menghasilkan satu kebulatan tekat yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah ikrar yang diucapkan para pemuda Indonesia untuk menggapai cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Setelah organisasi kebangkitan nasional mulai terbentuk, termasuk Budi Utomo, kesadaran rakyat Indonesia untuk bersatu melawan penjajah semakin tinggi.
Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) membuat sebuah ikrar yang dihadiri oleh organisasi pemuda Indonesia.
Sebelumnya, Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926.
Sementara itu, Kongres Pemuda II digelar pada 27-28 Oktober 1928.
Isi Sumpah Pemuda yang dihadilkan dari Kongres Pemuda II berbunyi:
Tentunya Proklamasi 17 Agustus 1945 juga menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan suku, agama, ras dan golongan dalam sejarah Indonesia
Naskah proklamasi dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945, di kediamannya, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 2023, 5 Pemilik Zodiak Ini Bakal 'Banjir Duit' Tahun Depan
Latar belakang peristiwa proklamasi didorong dengan peristiwa menyerahnya Jepang dari Sekutu pada 14 Agustus 1945.
Berita kekalahan Jepang pun terdengar oleh rakyat Indonesia. Golongan muda segera mendaesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sempat terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua, di mana golongan tua berpendapat untuk menunggu lebih dulu kesepakatan dari PPKI.
Golongan muda yang tidak ingin Soekarno dan Hatta terintimidasi oleh Jepang memutuskan untuk menculik dua tokoh bangsa itu pada 16 Agustus 1945 dini hari.
Soekarno dan Mohammad Hatta diculik oleh golongan pemuda ke Rengasdengklok, Karawang. Selama berada di sana, Soekarno dan Hatta terus didesak agar segera menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Pada akhirnya, Soekarno dan Hatta menyetujui hal itu, dan sepakat proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dikumandangkan selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945.
Setelah naskah Proklamasi dibuat, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00, acara pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pun diselenggarakan.
Itulah peristiwa yang menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dalam sejarah Indonesia.
(*)