Kongres berjalan agak alot karena masih ada perbedaan pendapat mengenai mosi reformasi perkawinan dan pendidikan terutama di kalangan organisasi perempuan Islam yang menentang perempuan dan laki-laki bersekolah dalam satu kelas.
Hal lain yang diperdebatkan adalah penghapusan poligami yang diusung oleh organisasi-organisasi perempuan nasional dan Kristen (Wieringa, 2010).
Kongres yang berjalan selama empat hari tersebut menghasilkan keputusan dan rekomendasi sebagai berikut:
1) disepakatinya pembentukan federasi organisasi-organisasi perempuan Indonesia, Persatoean Perempoean Indonesia (PPI) setahun kemudian.
PPI kemudian berubah nama menjadi Perserikatan Perhimpoenan Isteri Indonesia (PPII)
2) PPII menerbitkan surat kabar secara mandiri
3) mencegah pernikahan anak-anak,
4) mendirikan Studie fonds,
5) memperkuat pendidikan kepanduan putri,
6) mengirimkan mosi kepada pemerintah yang isinya mendesak agar pemerintah memberikan memperhatikan dan dukungan dana kepada janda dan anak-anak, menolak pencabutan tunjangan pensiun dan memperbanyak pendirian sekolah-sekolah putri.
Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Organisasi Budi Utomo Terhadap Peristiwa Sumpah Pemuda 1928
(*)