Find Us On Social Media :

Analisis Kondisi Sinkronik (Masyarakat Indonesia) Terhadap Perempuan

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 22 Januari 2023 | 12:17 WIB

(Ilustrasi) Analisislah kondisi sinkronik (keadaan masyarakat Indonesia) pada masa itu terhadap perempuan!

Intisari-Online.com - Analisislah kondisi sinkronik (keadaan masyarakat Indonesia) pada masa itu terhadap perempuan!

Latihan soal seputar menganalisislah kondisi sinkronik (keadaan masyarakat Indonesia) pada masa itu terhadap perempuan!' ada di halaman 69 dalam buku Sejarah kelas X dalam Kurikulum Merdeka.

Tapi sebelum dapat analisislah kondisi sinkronik (keadaan masyarakat Indonesia) pada masa itu terhadap perempuan, Anda perlu tahu mengenai konsep berpikir sinkronik.

Sinkronik bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas.

Sinkronik berasal dari bahasa Yunani, "Syn" artinya dengan dan "khronos" artinya waktu atau masa.

Berpikir sejarah secara sinkronik berarti berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.

Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial.

Sinkronik lebih menekankan pada struktur dan hanya menganalisis suatu kondisi tertentu.

Apa ciri-ciri konsep berpikir sinkronik? 

Dalam konsep berpikir sinkronik terdapat beberapa ciri, di antaranya:

Baca Juga: Bagaimanakah Kesinambungan Trem sebagai Moda Transportasi pada Masa Dahulu hingga Sekarang?

Apa tujuan berpikir sinkronik?

Tujuan berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah melihat perubahan segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.

Kondisi sinkronik yang dibahas disini yakni situasi di masyarakat terhadap perempuan pada tahun sebelum dan sesudah 1950 an.

Kedudukan perempuan di Indonesia dipengaruhi oleh hukum adat serta tradisi yang berkembang di Indonesia.

Perempuan yang telah menikah akan disebut ibu.

Hal ini karena melekat erat dengan budaya mengasuh anak di rumah dan juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga/domestik.

Walaupun sudah berpendidikan pun budaya tersebut masih tetap melekat pada perempuan.

Pada tahun 1920 – 1940 an, jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan mengalami peningkatan.

Walaupun masih tetap berkutat dengan budaya yang telah melekat kuat di masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Mengapa Trem Dapat Menjadi Simbol Penjajahan bagi Kaum Pergerakan Kemerdekaan pada Masa Itu?

Namun banyak perempuan yang sudah mulai aktif di luar rumah, melakukan kegiatan organisasi, agama, sosial, nasionalis serta kepemudaan.

Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya, banyak perempuan yang ikut turut andil dalam mengisi kemerdekaan serta juga ikut berperan penting dalam memajukan kehidupan perempuan dan negara.

Kondisi sinkronik yang dibahas disini yakni situasi di masyarakat terhadap perempuan pada tahun sebelum dan sesudah 1950 an yang menyebutkan bahwa budaya perempuan itu terbatas hanya di seputar pekerjaan rumah tangga, melahirkan serta mengurus anak di rumah.

Sehingga pada tahun 1950 an banyak perempuan yang menyuarakan hak-haknya.

Termasuk hak untuk setara di dalam berumah tangga serta setara dalam berkontribusi di luar rumah, yakni dalam hal pendidikan, politik, ekonomi, sosial, kesehatan, dan juga pernikahan. 

Baca Juga: Sejarah Kelas X: Jelaskan Keterkaitan Antara Sejarah dan Ilmu Sosial

(*)