‘Kembar Mayang’, Lepas Masa Lajang dalam Upacara Perkawinan Adat Yogyakarta

K. Tatik Wardayati

Penulis

Kembar mayang, lepas lajang dalam upacara perkawinan adat Yogyakarta.

Intisari-Online.com – Dalam setiap upacara perkawinan adat Yogyakarta, hampir dipastikan dibuat kembar mayang.

Sekalipun upacara adat itu secara sederhana atau mewah, kehadiran kembar mayang dipastikan ada.

Lalu, apa maknanya kembar mayang tersebut? Apa fungsinya dalam upacara perkawinan?

Mengutip dari buku terbitan Gramedia, Tata Rias Pengantin Gaya Yogyakarta, (1993), diulas bagaimana perkawinan adat Yogyakarta yang mungkin dijalani oleh Kaesang Pengarep dan Erina Gudono.

Kembar mayang menurut arti katanya adalah sepasang bunga pohon pinang yang serupa.

Kembar dalam bahasa Jawa berarti serupa, sedangkan mayang adalah bunga pohon pinang.

Kembar mayang berfungsi sebagai tanda dalam mengawali dan mengakhiri tradisi upacara perkawinan.

Kembar mayang juga berfungsi sebagai simbolis, melambangkan kedua mempelai yang berbahagia.

Kembar mayang selalu dibuang sepasang, yang satu kembar mayang wanita dan yang satunya lagi kembar mayang pria.

Keduanya melambangkan adanya pengantin wanita dan pria, sama tetapi berbeda.

Ada yang menafsirkan bahwa kembar mayang melambangkan adanya keinginan yang sama atau kembar dari dua insan manusia.

Yang pria maupun yang wanita sama memiliki keinginan yang sama, yaitu menjadi pengantin.

Baca Juga: Ritual ‘Panggih’, Tradisi Pernikahan Adat Yogyakarta yang Mungkin Dijalani Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

Ada kesamaan keinginan, ada keinginan kembar, yang dilambangkan dalam wujud kembar mayang tersebut.

Kembar mayang juga dipercaya sebagai lambang keselamatan, seperti halnya dalam agama Hindu-Buddha dengan lambang Pohon Kalpataru atau disebut juga Pohon Hayat atau Pohon Abadi.

Bentuk kembar mayang mempunyai kemiripan dengan pohon itu, begitu pula maknanya.

Menurut cerita rakyat, kembar mayang dan sepasang buah kelapa muda yang disiapkan di kamar pengantin sejak midodareni, merupakan syarat turunnya Dewi Nawang Wulan untuk memberi doa restu dan mempercantik Dewi Nawangsih (calon pengantin).

Kembar mayang selalu mengandung bentuk burung-burungan karena menurut kepercayaan Dewi Nawang Wulan hadir dalam wujud burung.

Jika dilihat bahan yang dipergunakan untuk membuatnya dan motif-motif yang dipakai, kembar mayang juga dimaksudkan untuk tolak bala, menolak mara bahaya yang akan mengancam kedua mempelai yang berbahagia.

Selain dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, kembar mayang juga dapat dibedakan menjadi kembar mayang khusus untuk upacara midodareni dan panggih, serta kembar mayang khusus untuk hiasan.

Kembar mayang untuk hiasan dipasang di kiri kanan pelaminan, umumnya lebih indah dan kreatif.

Kembar mayang yang khusus untuk upacara midodareni dan panggih mempunyai makna simbolis yang dalam, itu berarti bahan-bahan dan pembuatannya perlu dipilih dan dibuat dengan cermat dan sungguh-sungguh.

Baca Juga: Ritual ‘Midodareni’, Turunnya ‘Bidadari’ Percantik Calon Pengantin pada Tradisi Pernikahan Adat Yogyakarta

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari'

Artikel Terkait