Find Us On Social Media :

Kini Statusnya Jadi Awas, Begini Sejarah Pendakian Pertama Gunung Semeru

By Mentari DP, Senin, 5 Desember 2022 | 10:30 WIB

Gunung Semeru meletus dan kisah pendakiannya.

Intisari-Online.com - Berita mengenai Gunung Semeru meletus pada Minggu (4/12/2022) langsung menjadi perhatian seluruh warga Indonesia.

Sebab Gunung Semeru meletus bisa menyebabkan banyak dampak. Misalnya korban jiwa, rumah yang tertimbun lahar, atau juga abu vulkanik.

Apalagi kini status Gunung Semeru naik menjadi level IV atau awas.

Namun di luar semua kejadian mengerikan yang bisa terjadi terkait letusan Gunung Semeru, rupanya gunung api ini merupakan salah satu gunung yang wajib Anda kunjungi apabila Anda adalah seorang pecinta alam.

Dilansir dari kompas.com pada Senin (12/5/2022), Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Bagi seorang pendaki, jalur pendakian Gunung Semeru merupakan salah satu jalur pendakian yang menantang.

Kisah ini berdasarkan tulisan Cut Dwi Septiasari yang berjudul "Serba-serbi Semeru Serba Seru" di buku Soe Hok Gie.

Dalam buku tersebut diceritakan bahwa pendakian pertama Gunung Semeru terjadi pada tahun 1838.

Menurut catatan buku Bergenweelde karangan Carel Willem Wormser, Gunung Semeru pertama kali didaki oleh GF Clingnett.

Dia adalah seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda. 

Saat itu, dia mendaki Gunung Semeru pada 19 Oktober 1838 dari arah sebelah barat daya melewati Widodaren.

Baca Juga: Kisah Gunung Semeru yang Dijuluki Paku Bumi di Pulau Jawa Gara-gara Dipindahkan Para Dewa

Setelah GF Clingnett, ada banyak pendaki lainnya yang mencoba. Misalnya FW Junghuhn, seorang ahli botani berkebangsaan Belanda pada tahun 1844.

Dia mendaki dari utara melewati Gunung Ayek-ayek, Gunung Ider-ider, dan Gunung Kepolo.

Lalu ada Redisen Pasuruan yang pernah mencoba mendakinya. Sayangnya dia gagal mencapai puncak.

Selanjutnya ada Van Gogh dan Heim yang mendaki lewat lereng utara pada tahun 1911.

Kini, setelah tahun 1945, jalur pendakian Gunung Semeru hanya lewat jalur lereng utara yang melalui Ranu Pane dan Ranu Kumbolo.

Hingga tahun 2009, tercatat ada 28 pendaki Gunung Semeru yang meninggal dalam kurun waktu 40 tahun. Kemudian 3 orang pendaki dinyatakan hilang.

Kini, jumlahnya tentu terus bertambah.

Menurut catatan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger, korban pertama Gunung Semeru yang meninggal adalah aktivis dan penulis, Soe Hok Gie dan rekannya Idhan Lubis.

Keduanya meninggal dunia pada 16 Desember 1969.

Sementara korban ke-28 adalah Andiko Listyono Putra (20), mahasiswa semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM.

Sempat dinyatakan hilang selama 6 hari, Andiko ditemukan tewas di jurang Blank 75 puncak Semeru kedalaman 100 meter pada Agustus 2009.

Kini, dengan terjadinya letusan Gunung Semeru, sudah pasti jalur pendakian Gunung Semeru ditutup sementara.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus Tapi Seluruh Dunia yang Ketar-ketir, Ternyata Letusan Gunung Api di Indonesia Bisa Bikin Seisi Bumi 'Gelap'