Find Us On Social Media :

Ditembak Mati Saat Lindungi Penumpang, Ini Kata Terakhir Neerja Bhanot, Pramugari Pan Am Penerbangan 73 yang Pemberani

By Mentari DP, Senin, 28 November 2022 | 09:30 WIB

Kata terakhir Neerja Bhanot, pramugari Pan Am Penerbangan 73.

Lahir dari Harish dan Rama Bhanot pada 7 September 1963 di Chandigarh, dia adalah kesayangan keluarganya, termasuk dua saudara laki-laki.

Dia belajar di Chandigarh dan kemudian di Mumbai, di mana dia menjadi model.

Pada usia 19 tahun, dia menikah dengan seorang insinyur kelautan dan pindah ke Sharjah, UEA.

Setelah dua bulan mengalami pelecehan, termasuk kelaparan, ejekan dan ancaman verbal, Bhanot meninggalkan suaminya, kembali ke Mumbai dan memutuskan untuk menjadi pramugari.

Bhanot lalu ditunjuk sebagai purser penerbangan senior di Pan Am Penerbangan 73 yang terbang dari Mumbai ke Amerika Serikat pada hari mematikan itu.

Selama persinggahannya di Karachi, empat pria Palestina bersenjata yang tergabung dalam Organisasi Abu Nidal membajak pesawat yang membawa sekitar 380 penumpang dan 13 awak itu.

Bhanot dengan cepat memberi tahu awak kokpit dengan menggunakan kode pembajakan, yang memungkinkan pilot Amerika melarikan diri dan dengan demikian, mendaratkan pesawat.

Pembajak yang marah memerintahkannya untuk mengambil paspor penumpang.

Merasakan bahwa target utama pembajak adalah orang Amerika, Bhanot dan krunya menyembunyikan paspor tersebut di bawah kursi dan di saluran sampah.

Kehadiran Bhanot sebagai pramugari sangat luar biasa.

Di mana dia menenangkan dan juga konon menjaga kecemasan penumpang dan awak kapal selama 17 jam.

Baca Juga: Kisah Neerja Bhanot, Pramugari yang Korbankan Nyawanya Demi Lindungi Ratusan Penumpang dari Pembajak Pesawat Bersenjata