Find Us On Social Media :

Jelaskan Peran Wanita dalam Membangun Semangat Kebangsaan!

By Mentari DP, Kamis, 10 November 2022 | 10:30 WIB

Jelaskan peran wanita dalam membangun semangat kebangsaan!

Intisari-Online.comJelaskan peran wanita dalam membangun semangat kebangsaan!

Pertanyaan "Jelaskan peran wanita dalam membangun semangat kebangsaan!" ada di halaman 200.

Tepatnya pada buku Sejarah kelas XI di kurikulum 13.

Dalam sejarah perjuangan Indonesia, ada beberapa pahlawan wanita yang berperan dalam kemerdekaan.

Di mana peran wanita dalam membangun semangat kebangsaan ini berbeda-beda.

Misalnya ada peran wanita yang berusaha meningkatkan kesetaraan dan harkat wanita di masa pergerakan kemerdekaan.

Ada juga peran wanita yang membuka peluang pendidikan bagi para wanita Indonesia.

Ada juga peran yang menyatukan dan meningkatkan kerjasama dari wanita dari berbagai latar belakang suku dan agama.

Berikut beberapa nama wanita yang ikut terlibat dalam membangun semangat kebangsaan beserta perannya.

RA Kartini 

Nama Raden Ajeng Kartini tidak asing di kalangan masyarakat Indonesia.

Dia dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita. Sebab dia melahirkan Kongres Perempuan.

Lewat Kongres Perempuan itulah, RA Kartini berhasil menyampaikan banyak tulisan-tulisannya yang sangat menginspirasi.

Sikap Kartini berhasil mengobarkan semangat perjuangan para wanita Indonesia dan kesetaraan wanita.

Hingga berhasil mendirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912. 

Raden Dewi Sartika

Jika RA Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita, maka Raden Dewi Sartika dikenal sebagai pelopor pendidikan wanita pribumi.

Sebelum berdirinya Yayasan Kartini, ada sebuah sekolah khusus wanita bernama Sakola Istri pada 1904.

Dibentuk oleh Raden Dewi Sartika, di sana dia mengajarkan banyak hal pada wanita.

Misalnya cara memasak, cara membaca, cara menjahit, dan cara menulis.

Dari situ, lahirlah organisasi wanita pertama di Indonesia, yaitu Putri Mardika. 

Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para wanita pribumi melalui bidang pendidikan.

Ruhana Kuddus

Tokoh wanita ketiga adalah Ruhana Kuddus.

Di mana dia berperan dalam mendirikan surat kabar wanita pada 1912 dengan nama Soenting Melajoe.

Lewat surat kabar ini, Ruhana Kuddus banyak menulis kritik terhadap beberapa hal.

Misalnya budaya patriarki, seperti poligami, menikah di bawah umur,  dan pengekangan wanita dalam mengakses perekonomian.

Baca Juga: Penjelasan Kartini, Terkena Dampak dari Kultur Zaman Kolonial Belanda Tetapi Tidak Menyerah