Penjelasan Kartini, Terkena Dampak dari Kultur Zaman Kolonial Belanda Tetapi Tidak Menyerah

Mentari DP

Editor

Penjelasan Kartini adalah wanita yang merasakan terkena dampak dari kultur zaman kolonial Belanda, tetapi tidak menyerah.
Penjelasan Kartini adalah wanita yang merasakan terkena dampak dari kultur zaman kolonial Belanda, tetapi tidak menyerah.

Intisari-Online.com -Penjelasan Kartini adalah wanita yang merasakan terkena dampak dari kultur zaman kolonial Belanda, tetapi tidak menyerah.

Pertanyaan soal "Kartini yang merasakankultur zaman kolonial Belanda, tetapi tidak menyerah" ada dihalaman 176.

Tepatnya pada buku Sejarah kelas XIdikurikulum 13.

Untuk mengerjakan soal ini, maka Anda harus mengenal dulu siapa itu R.A. Kartini.

Sebagai salah satu tokoh nasional, khususnya untuk wanita, nama R.A. Kartini tentu sudah tidak asing lagi.

Bernama lengkap Raden Ayu Karini ini merupakan pahlawan nasional yang dikenal karena perjuangannya terhadap emansipasi wanita.

Lahir dari keluarga yang terpandang dan berpendidikan, kakek Kartini bahkan merupakansalah satu bupati pertama yang mengajarkan pendidikan Barat.

Hal itulah yang membuat Kartini bisa bersekolah diEuropeesche Lagere School (ELS) saat usia 12 tahun.

Tapi setelah itu, dia tidak boleh lagi bersekolah dan haris tinggal di rumah.

Dulu di zaman Kolonial Belanda, wanita dianggap berada di bawah pria. Oleh karenanya, banyak urusan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang wanita.

Meski begitu, Kartini sangat tertarik dengan wanita-wanita Eropa dan Barat.

Dari situlah dia punya niat untuk memajukan pola pikir dan menyamakan derajat wanita dengan pria.

Dia tidak ingin wanita-wanita pribumi memiliki status sosial yang rendah dibanding yang lainnya.

Keinginan Kartini itu didukung oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk suaminya.

Bahkan diamembangun sebuah sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang.

Selain itu, Kartini juga sering mengirimkan tulisannya ke media massa. Tujuannya agar wanita-wanita lain membacanya.

Hingga dia menerbitkan sebuah buku yang berjudul"Habis Gelap Terbitlah Terang".

Dari buku itu, Kartini menjelaskan bagaimana nasib peremuan di masa penjajahan Belanda yang sama sekali tidak memperoleh kebebasan.

Misalnyakebebasan berpendapat atau mengikuti pemilu.

Tapi dia tetap gigih memperjuangan nasib para wanita pribumi agar bisa memperoleh kedudukan yang layak.

Baca Juga: Jawaban Mengenai Benarkah R.A. Kartini Berpandangan Maju dan Modern

Artikel Terkait