Inilah Maria Fitzherbert, Istri Rahasia ‘Cinta Sejati’ Raja George IV yang Pelihara Banyak Gundik

K. Tatik Wardayati

Penulis

Raja George IV dan Maria Fitzherbert.

Intisari-Online.com – Sebuah lukisan mencolok terlihat di Tudors ke Windsors: Potret Kerajaan Inggris dari Holbein ke Warhol, terlihat seorang pria gagah, yaitu Raja George IV (1762-1830), yang dilukis oleh Sir Thomas Lawrence.

Kenyataannya, sang raja sangat berbeda dengan sosok heroik dan anggun dalam potret itu.

Ayah dan anak dari Kerajaan Inggris ini benar-benar berbeda.

Ayah George IV, yaitu George III, baik hati, perhatian, dan setia pada istri tercintanya, Sophia Charlotte dari Mecklenburg-Strelitz.

Sayangnya, serangan penyakit mental membuatnya tidak berdaya.

Raja George IV, yang memerintah menggantikan ayahnya sebagai Pangeran Bupati dari tahun 1811 hingga kematian George III pada tahun 1820, dianggap sebagai karakter yang tidak bermoral.

Raja George IV diketahui seorang playboy dengan kesehatannya yang buruk, dia memelihara banyak gundik, dan menghabiskan banyak uang.

Pada tahun 1795, George IV menikahi seorang Putri Jerman, Caroline dari Brunswick, dengan imbalan Parlemen membayar hutangnya, melansir mfa.org.

Namun, pasangan itu saling membenci satu sama lain, menundukkan satu sama lain untuk berbagai perzinahan dan skandal publik.

Pernikahan mereka tidak bahagia dan berpisah secara tetap setelah kelahiran putri mereka, Putri Charlotte dari Wales, pada tahun 1796.

Raja George IV terkenal melarang Caroline menghadiri penobatannya tahun 1821, dan dia jatuh sakit hingga meninggal tak lama kemudian.

Sepuluh tahun sebelum pernikahannya dengan Caroline dari Brunswick, George IV ketika berusia 21, diam-diam menikahi seorang wanita bangsawan janda dua kali, yaitu Maria Fitzherbert, yang berusia 27 tahun.

George menikahi Fitzherbert pada tahun 1785, meskipun pernikahan itu batal tanpa persetujuan Raja George III.

Untuk menerima uang yang dibutuhkan dari Parlemen dan ayahnya, maka George IV menikah denagn seorang kerabat kerajaan, Caroline dari Brunscwick itulah.

Maria Fitzherbert itu hidup sebagai ‘nyonya’ selama bertahun-tahun, namun tidak pernah bisa diakui sebagai Putri Wales.

Sebelum Raja George IV meninggal pada tahun 1830, dia meminta agar potret miniatur wanita itu ditempatkan di peti matinya, menjaga citranya di sampingnya untuk selama-lamanya.

Sepertinya Maria Fitzherbert ini adalah cinta sejati Raja George IV, terbukti dari potret miniatur yang dikuburkan bersamanya itu.

Baca Juga: Kisah Caroline dari Brunswick, Ratu Inggris yang Eksentrik, Dikenal Sebagai Wanita Muda Pemberani

Baca Juga: Inilah Pemakaman Kenegaraan Kerajaan dalam Sejarah Inggris, Mulai dari Ratu Mary II Hingga Raja George VI, Ada yang Salib Hiasannya Jatuh, Pertanda Buruk Pemerintahan Selanjutnya?

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait