Find Us On Social Media :

Indonesia sampai Malaysia Kena, Inilah Rumor Kekejaman Inggris Selama Pemerintahan Ratu Elizabeth II

By Afif Khoirul M, Sabtu, 22 Oktober 2022 | 11:45 WIB

Ratu Elizabeth II

Lalu merelokasi sekitar 400.000 hingga satu juta orang ke kamp konsentrasi yang disebut "desa baru," dan menyemprot tanaman dengan Agen Oranye untuk membuat pemberontak kelaparan.

Keadaan darurat dinyatakan berakhir pada tahun 1960, dan pada saat itu diperkirakan 6.700 pejuang gerilya dan lebih dari 3.000 warga sipil telah kehilangan nyawa mereka.

Ahli strategi militer dan pembuat kebijakan masih mempelajari Darurat Malaya hari ini sebagai salah satu dari sedikit kampanye kontra-pemberontakan yang berhasil dilakukan oleh Barat.

Tak hanya Malaysia Indonesia pun sempat dirumorkan mengalami situasi yang sama.

Pada tahun 1965, mata-mata Inggris meluncurkan kampanye propaganda canggih yang menghasut kekerasan terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI), yang saat itu merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia.

Dari Singapura, para propagandis Inggris membuat buletin yang konon ditulis oleh diaspora Indonesia yang mendorong orang-orang di dalam negeri, termasuk jenderal-jenderal angkatan darat, untuk memusnahkan komunis dan melenyapkan PKI.

Rumor ini kerap dikaitkan dengan istilah "dewan jenderal" oleh para jenderal Indonesia, yang dibunuh karena berencana menghancurkan PKI.

PKI, kata mereka, "sekarang adalah ular yang terluka" dan sekarang saatnya untuk membunuhnya sebelum ia memiliki kesempatan untuk pulih.

Serangan itu juga termasuk stasiun radio yang dijalankan oleh orang Malaysia yang menyiarkan propaganda anti-komunis ke Indonesia.

Kampanye ini diluncurkan oleh Inggris untuk melemahkan Presiden Indonesia yang didukung PKI, Sukarno, yang menentang rencana pemerintah untuk menggabungkan bekas koloninya menjadi federasi Malaya, sebuah rencana yang dilihatnya sebagai kekaisaran yang berusaha mempertahankan kontrol kolonialnya di wilayah tersebut.

Pada 1 Oktober, sebuah percobaan kudeta di dalam tubuh Angkatan Darat, yang dilakukan oleh pasukan sayap kiri yang percaya bahwa beberapa di antara jajarannya sedang merencanakan kudeta terhadap Sukarno.

Adalah katalisator bagi Jenderal Suharto untuk merebut kekuasaan, menghancurkan pemberontakan dan pembantaian semua yang dia curigai memiliki hubungan dengan PKI.

Selama periode ini, mata-mata Inggris mengirimkan buletin edisi khusus yang menyamakan PKI dengan Hitler dan mendesak mereka untuk melanjutkan kampanye kekerasan mereka, bahkan menyatakan, "Komunisme harus dihapuskan dalam segala bentuknya. Pekerjaan yang dimulai oleh tentara harus dilanjutkan dan diintensifkan."

Kekerasan akhirnya berakhir pada Maret 1966 ketika Sukarno menyerahkan kekuasaan kepada Jenderal Suharto.

Pada saat itu, diperkirakan 500.000 hingga satu juta orang telah terbunuh, menjadikannya salah satu pembantaian terburuk abad ke-20.

Baca Juga: Kisah Putri Margaret, Adik Ratu Elizabeth II, Perceraiannya Jerumuskan Monarki Inggris dalam Kehinaan