Find Us On Social Media :

Apa Itu Asfiksia? Kondisi yang Dialami Sebagian Besar Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan

By Khaerunisa, Jumat, 7 Oktober 2022 | 18:15 WIB

Ilustrasi. Tragedi Kanjuruhan.

Intisari-Online.com - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lalu dilaporkan menimbulkan 131 korban jiwa.

Mereka merupakan suporter Arema FC sebanyak 129 orang, sementara dua orang lainnya adalah polisi.

Data tersebut bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, di mana sebelumnya sempat muncul berbagai angka terkait korban jiwa tragedi Kanjuruhan.

Sementara itu, terbaru mengenai korban tewas tragedi Kanjuruhan, disampaikan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bahwa sebagian besar korban meninggal dalam tragedi tersebut mengalami asfiksia.

Sigit menuturkan, dari hasil penyidikan polisi, jatuhnya banyak korban setelah petugas pengamanan menembakkan gas air mata.

Menurut Sigit, gas air mata ditembakkan setelah banyaknya penonton turun ke lapangan usai pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya berakhir.

Gas air mata, kata Kapolri, dilepaskan untuk menghalau agar para penonton tidak turun ke lapangan.

Disebut bahwa 11 personel kepolisian menembakkan gas air mata. Di antaranya ke tribune penonton sebanyak delapan tembakan. Sementara tiga lainnya ke lapangan.

Kondisi itulah yang kemudian mengakibatkan penonton di tribune panik dan berupaya meninggalkan stadion.

"Penonton yang berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 11, 12, 13 dan 14 mengalami kendala karena pintu terkunci," kata Sigit dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Kamis (6/10/2022).

Menurut Kapolri, para steward yang seharusnya berjaga di setiap pintu, malam itu tak ada di tempat.

Padahal keberadaan steward diatur dalam Pasal 21 regulasi terkait keselamatan dan keamanan PSSI.