Find Us On Social Media :

Pernah Menyusup ke Malaysia Demi Misi Ini, Kisah Pierre Tendean Jenderal yang Berakhir di Tangan PKI

By Mentari DP, Jumat, 30 September 2022 | 11:30 WIB

Pierre Tendean, salah satu dari 7 korban G30S/PKI.

Intisari-Online.comPierre Tendean merupakan salah satu dari 7 korban Gerakan 30 September (G30S/PKI).

Pada saat kejadian, Pierre Tendean merupakan ajudan Jenderal A.H Nasution, yang seharusnya menjadi salah satu target PKI.

Namun justru satu perwira pertama militer Indonesia berusia 26 tahun itu yang menjadi korban G30S/PKI.

Padahal prajurit bernama lengkap Pierre Andreas Tendean ini ditaksir punya masa depan yang baik.

Apalagi dia sering kali terlibat dalam berbagai misi.

Misalnya sebuah melakukan aksi infiltrasi atau misi penyusupan ke Malaysia.

Bagaimana kisahnya?

Mengutip dari buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional dan buku biografi resmi "Pierre Tendean Sang Patriot, Kisah Seorang Pahlawan Revolusi", Pierre Tendean pernah menjabat sebagai Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan pada tahun 1962.

Saat itulah, dia ikut dia ikut misi penyusupan ke Malaysia yang menjadi operasi Dwikora (Dwi Komando Rakyat).

Oprasi Dwikora sendiri ialah  komando Presiden Soekarno yang dilakukan sebagai respons atas rencana pembentukan Federasi Malaysia.

Di mana ada 1960-an, Federasi Malaya ingin menggabungkan wilayah Singapura, Brunei, Serawak, Malaya dan Sabah ke dalam wilayahnya, yang didukung oleh Inggris.

Nah, Pierre Tendean ikut terlibat sebagai mata-mata. Dan misi ini berlangsung selama satu tahun lamanya.

Selama itu, Pierre Tendean sebanyak 3 kali berhasil menyusup ke daratan Malaysia.

Salah satunya ketika menyamar sebagai turis dan berbelanja di toko-toko.

Untuk memperkuat penyamarannya, dia membeli banyak barang.

Misalnya jam tangan, rokok merk Commodore untuk ayahnya, hingga pakaian dan aksesoris impor untuk ibunya dan saudara-saudara perempuan.

Hingga saat ini, semua barang yang dibeli Pierre masih dipegang oleh Mitzi, kakak kandungnya.

Beberapa pakaian dan aksesoris yang pernah diberikan Pierre di antaranya jaket merah yang modelnya sama dengan Pierre. Tapi punya Pierre berwarna biru.

Ada juga ikat pinggang.

"Jaket biru inilah pakaian terakhir yang melekat di badan Pierre saat ia diculik pada dini hari, 1 Oktober 1965," ucap Abie Bisman atau Bung Sam, penulis dan editor buku Piere Tendean.

Kini, Pierre Tendean menjadi salah satu Pahlawan Revolusi.

Dan dia pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Baca Juga: Pengakuan Soeharto Saat Ditanya 'Bagaimana Anda Bisa Lolos dari Pembantaian G30S/PKI?'