Find Us On Social Media :

Biografi dan Kisah Pierre Tendean, Salah Satu Pahlawan Revolusi Korban Tragedi G30S PKI

By Khaerunisa, Kamis, 29 September 2022 | 18:25 WIB

Pierre Tendean, pahlawan revolusi korban tragedi G30S PKI

Intisari-Online.com - Pierre Tendean menjadi salah satu korban peristiwa G30S PKI yaitu tragedi yang terjadi antara 30 September 1965 dan 1 Okober 1965.

Bersama dengan 6 jenderal korban tragedi itu, Pierre Tendean pun kemudian diangkat sebagai pahlawan revolusi.

Disebut bahwa Pierre Tendean sebenarnya tidak termasuk sebagai sasaran para penculik dalam peristiwa tersebut.

Namun, pada 1 Oktober 1965 pagi, ia tengah berada di rumah Jenderal A.H. Nasution, atasannya, yang merupakan target sesungguhnya.

Pierre Tendean pun akhirnya menjadi salah satu korban peristiwa G30S PKI.

Kisahnya dalam peristiwa tersebut menjadi salah satu yang paling sering dibicarakan.

Inilah biografi dan kisah Pierre Tendean.

Biografi Singkat Pierre Tendean

Pierre Tendean lahir di Jakarta pada 21 Februaru 1939. Nama lengkapnya adalah Pierre Andries Tendean.

Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara sekaligus putera laki-laki satu-satunya dari keluarga Dr. A.L. Tendean, seorang dokter jiwa asal Minahasa. Sementara itu, ibunya merupakan sosok berdarah Belanda-Perancis

Ia memiliki kakak bernama Mitze Farre dan adiknya bernama Rooswidiati.

Pada masa kecilnya, Pierre Tendean kerap hidup berpindah-pindah mengikuti pekerjaan sang ayah.

Keluarganya pun ikut membantu para pemuda pada masa perang gerilya dengan memberi obat-obatan secara sembunyi-sembunyi.

Keinginan Masuk Militer sempat Dapat Penolakan Keluarga

Pierre Tendean memang bercita-cita menjadi seorang perwira militer, sehingga ia kemudian memasuki Akademi Militer Nasional (AMN).

Namun, keinginannya sempat ditolak keluarga yang menginginkan putra mereka untuk meneruskan jejak sang ayah, terlebih Pierre Tendean adalah putra satu-satunya.

Sempat mendapat penolakan dari keluarga, pada akhirnya ia tetap berhasil mengikuti cita-citanya.

Pierre Tendean berhasil diterima di Akademi Militer Nasional dan mengambil jurusan teknik.

Di akademi militer, ia mendapatkan sejumlah julukan dari senior, di antaranya 'Robert Wagner dari Bumi Panorama lantaran wajahnya yang tampan, ia juga dijuluki 'Patona'.

Karier Militer, hingga Jadi Ajudan Jenderal A.H. Nasution

Pada tahun 1962, Pierre Tendean lulus dengan nilai yang sangat memuaskan dan dimulailah karirnya di dunia militer.

Setelah lulus, ia bertugas sebagai Komandan Peleton pada Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II Bukit Barisan, di Medan.

Kemudian pada tahun 1963, ia berkesempatan masuk ke Sekolah Intelijen di Bogor, ia pun menjalankan tugas intelijen di berbagai daerah.

Meski ia menikmati aktivitasnya di garis depan, namun kedua orang tuanya begitu khawatir dengan keselamatan putra semata wayangnya.

Sehingga atas usaha orang tuanya, ia kemudian ditarik ke garis belakang dan ditugaskan sebagai ajudan Jenderal A.H. Nasution.

Bahkan menjadi ajudan termuda Jenderal A.H. Nasution. Pierre Tendeam menggantikan Kapten Manulang yang gugur dalam menjalankan tugasnya di Kongo.

Jabatan itulah yang diemban Kapten Pierre Tendean dengan penuh tanggung jawab hingga akhir hayatnya.

Kisah Pierre Tendean dalam Peristiwa G30S PKI

Pierre Tendean berada di rumah Jenderal A.H. Nasution pada hari terjadinya tragedi kelam G30S.

Dialah yang menghadapi kedatangan rombongan yang hendak menculik A.H. Nasution, namun dalam peristiwa itu, ia dikisahkan mengaku sebagai atasannya.

Saat rombongan itu datang, mereka bertanya apakah dia adalah A.H. Nasution, kemudian tanpa ragu Tendean menjawab, "Ya, saya lah Jenderal Nasution", meski tahu resikonya.

Bisa saja Tendean mengatakan yang sejujurnya dan terbebas dari tragedi yang mengakhiri hidupnya itu, tetapi tindakan itu tetap dilakukannya agar sang jenderal bisa selamat.

A.H. Nasution sendiri memang lolos dari penculikan. Namun, selain Pierre Tendean, ada korban lain dalam peristiwa yang terjadi di rumahnya.

Putri A.H. Nasution, Ade Irma Suryani Nasution, juga menjadi korban dari tragedi kelam itu.

Selain kisah pengakuan Pierre Tendean sebagai Jenderal A.H. Nasution yang 'membawanya' pada akhir hidupnya, kisah cintanya juga jadi salah satu yang menyayat hati.

Disebut bahwa Pierre Tendean berencana untuk menikahi pujaan hatinya pada bulan November 1965. di mana lamaran telah dilangsungkan pada tanggal 31 Juli 1965,.

Sayang takdir mendahului, Kapten Pierre Tendean gugur dan pernikahan yang tinggal menghitung hari kandas karena peristiwa naas tersebut.

Padahal, bukan jalan yang mudah bagi Pierre Tendean untuk mendapatkan restu menikahi kekasih hatinya yang bernama Rukmini.

Itulah biografi dan kisah Pierre Tendean, salah satu pahlawan revolusi korban tragedi G30S PKI.

Baca Juga: Apa Itu PKI? Ini Sepak Terjangnya hingga Dibubarkan pada Tahun 1965

(*)