Find Us On Social Media :

Tidak Hanya di Jakarta, Dua Pahlawan ini Jadi Korban Keganasan G30S/PKI di Yogyakarta

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 29 September 2022 | 08:00 WIB

Dua pahlawan yang jadi korban keganasan G30S/PKI di Yogyakarta, yaitu Brigjen TNI Anumerta Katamso, dan Kolonel Inf Anumerta Sugiyono.

Dia mengambil alih komando Korem 072 Kodam VII/Diponegoro tanpa sepengetahuan Kolonel Katamso.

Dia tidak sendiri, tetapi dibantu dengan beberapa rekannya, seperti Mayor Kartawi, Mayor Daenuri, Kapten Kusdibyo, Kapten Wisnuaji, Sertu Alip Toyo, Peltu Sumardi, Pelda Kamil, Praka Anggara, Praka Sudarto, dan Praka Sugimin.

Di hari yang sama pukul 14.00, Kolonel Katamso telah kembali ke Yogyakarta, tetapi dia langsung menuju ke rumah dinasnya di Jalan Jenderal Sudirman nomor 48, Yogyakarta.

Jadi dia belum menyadari bahwa Korem 072/Pamungkas sudah diambil alih oleh Mulyono dan anak buahnya.

Aksi penculikan dan pembunuhan Kolonel Katamso pun direncanakan oleh Mayor Mulyono dan anak buahnya, ada yang mengusulkan langsung ditembak di tempat, tetapi ada juga yang ingin membuat Katamso tewas dengan cara yang tragis.

Setelah dirundingkan, akhirnya disepakati bahwa upaya pembunuhan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 17.00 WIB.

Tepat sore itu sebuah mobil Jeep Gaz bersama dua truk yang dipenuhi prajurit bersenjata lengkap masuk ke dalam pekarangan rumah Kolonel Katamso.

Peltu Sumardi dan Peltu Kamil turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Katamso, langsung menodongkan senjata dan memintanya untuk ikut bersama mereka.

Kolonel Katamso yang tidak ingin kondisi semakin tidak menentu, menurut permintaan mereka, yang lalu dibawa ke Markas Komando Yon L di daerah Kentungan, utara Kota Yogyakarta.

Kolonel Katamso ditahan di dalam ruangan komandan batalyon, sebelum akhirnya dibawa oleh Sertu Alip Toyo ke lokasi pembunuhan dalam keadaan mata tertutup dan tangan terikat.

Lalu Kolonel Katamso dilepas begitu agar berjalan sendiri, namun baru beberapa langkah, kepalanya dihantam menggunakan kunci montri seberat 2 kilogram oleh Sertu Alip Toyo.

Kolonel Katamso pun terjatuh dengan kepala berlumurah darah, setelah sempat menyelesaikan kata terakhirnya, dia pun tewas setelah dihantam lagi untuk kedua kalinya.