Find Us On Social Media :

Doa Rebo Wekasan, Niat Sholat Hajat Tolak Bala dan Tata Caranya

By Khaerunisa, Selasa, 20 September 2022 | 19:40 WIB

Ilustrasi Doa Rebo Wekasan, Niat Sholat Hajat Tolak Bala dan Tata Caranya.

Intisari-Online.com - Inilah doa Rebo Wekasan, niat sholat hajat tolak bala dan tata caranya.

Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan sendiri merupakan sebuah tradisi yang digelar setiap Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Islam atau Hijriah.

Tradisi ini kerap dijumpai di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura.

Tahun ini Rebo Wekasan jatuh pada Rabu, 21 September 2022.

Biasanya, kegiatan yang dilakukan saat Rebo Wekasan adalah seperti tahlilan atau zikir berjamaah, shalat sunah, dan berbagi makanan dalam bentuk selamatan.

Rebo Wekasan juga menjadi dimulainya rangkaian Upacara Adat Safar.

Nantinya, kegiatan akan berakhir di Jumat Kliwon bulan Maulid (Mulud).

Konon, ini adalah hari datangnya 320.000 sumber penyakit dan marabahaya 20.000 bencana.

Maka rata-rata upacara yang dilaksanakan pada hari ini adalah bersifat tolak bala.

Ulama Islam menjelaskan, jika khawatir dengan musibah dan bencana tidak ada cara lain selain mendekatkan diri kepada Allah dan meminta pertolongaNYA.

Salah satunya adalah dengan menjalankan Shalat Hajat agar diselamatkan dari segala bentuk marabahaya.

Berikut ini doa Rebo Wekasan, niat sholat hajat dan tata caranya.

Satu di antara ritual Rebo Wekasan adalah doa tolak bala.

Doa Rebo Wekasan ini dilakukan untuk memohon perlindungan kepada Allah Swt dari berbagai macam malapetaka.

Doa tolak bala dapat dibaca setelah sholat hajat lidaf'il bala.

Untuk itu, terlebih dahulu ketahui niat serta tata cara sholat Lidaf'il Bala berikut ini.

Bacaan niat sholat hajat lidaf'il bala

Dalam melaksanakan shalat hajat lidaf'il bala, ada dua niat yakni niat untuk shalat sunnah mutlak empat rakaat dan dua rakaat.

Shalat hajat lidaf il bala dapat dilaksanakan empat rakaat dan dua rakaat.

Untuk niat sholat hajat lidaf'il bala empat rakaat adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى

Usholli sunnatal haajati lidaf'il bala' arba'a rakaatin lillaahi ta'aala.

Sementara jika melaksanakan sholat dua rakaat saja, bacaan niatnya seperti di bawah ini.

‎أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Usholli sunnatal haajati lidaf'il bala' rak'ataini lillaahi ta'aala.

Tata cara sholat hajat lidaf'il bala

1. Membaca niat shalat hajat lidaf il bala

2. Takbiratul ihram, kemudian membaca iftitah.

3. Membaca Surat Alfatihah.

4. Dilanjutkan membaca Surat Al-Kautsar 17 kali, Surat Al-Ikhlash 5 kali, Surat Al-Falaq 1 kali dan Surat An-Nas 1 kali.

Bacaan surat tersebut juga dibacakan tiap rakaat shalat hajat lidaf il bala.

Jika melaksanakan shalat hajat lidaf il bala empat rakaat maka dilakukan dengan dua tahiyatul dan satu salam.

Sedangkan jika melaksanakan dengan dua rakaat maka pelaksanaannya satu salam.

Waktu pelaksanaan Shalat Hajat Rebo Wekasan mengacu pada waktu Shalat Hajat, yaitu bisa dilaksanakan kapan pun baik pagi, siang, atau tengah malam bersamaan dengan Shalat Tahajud.

Doa Tolak Bala

Selesai sholat empat rokaat, kemudian membaca do’a ini:

‎بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنَا مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ اِكْفِنَا شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيْ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Bismilahirrahmanirrahim wa shallallahu ‘ala sayidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Allahumma ya syadidal quwa wa ya syadidal mihal ya azizu zallat li ’izzatika jami’u kholqika ikfini min jami-‘i kholqika ya muhsinu ya mujammilu ya mutafadhdhilu ya mun’imu ya mukrimu ya man la ilaha illa anta bi rahmatika ya arhamarrahimin.

Allahumma bisirril hasani wa akhihi wa jaddihi wa abihi ikfini syarra hazal yauma wa ma yanzilu fihi ya kafiyal muhimmat ya dafi-‘al baliyyat fasayakfikahumullahu wa huwas sami’ul ‘alim. Wa hasbunallahu wa ni’mal wakilu wa la hawla wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azim. Wa shallallahu ta’ala ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wasallam.

Dalam kitab Mujarrabat al-Dairabi al-Kabir yang berbunyi, sebagian orang-orang yang ma’rifat kepada Allah menyebutkan, bahwa dalam setiap tahun akan turun tiga ratus dua puluh ribu malapetaka, semuanya terjadi pada Rabu terakhir bulan Shafar, sehingga hari tersebut menjadi hari tersulit dalam hari-hari tahun itu.

Dalam kitab itu disebutkan, barangsiapa yang menunaikan sholat pada hari itu sebanyak 4 raka’at, dalam setiap raka’at membaca al-Fatihah 1 kali, Surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlash 15 kali dan mu’awwidzatayn 1 kali, lalu berdoa dengan doa berikut ini, maka Allah akan menjaganya dari semua malapetaka yang turun pada hari tersebut.

Hukum Doa Rebo Wekasan

Melansir Tebuireng Online, berdoa untuk tolak bala (malapetaka) pada hari Rabu Wekasan hukumnya boleh, tapi harus diniati berdoa memohon perlindungan dari malapetaka secara umum (tidak hanya malapetaka Rabu Wekasan saja).

Begitu juga dengan amalan sholat rebo Wekasan. Jika niatnya adalah shalat Rebo Wekasan secara khusus, maka hukumnya tidak boleh, karena tidak terdapat dalam Syariat Islam.

Namun jika niatnya adalah shalat sunnah mutlaq atau shalat hajat, maka hukumnya boleh-boleh saja.

Al-Hafidz Zainuddin Ibn Rajab al-Hanbali menyatakan:

“Meneliti sebab-sebab bencana seperti melihat perbintangan dan semacamnya merupakan thiyarah yang terlarang.

Karena orang-orang yang meneliti biasanya tidak menyibukkan diri dengan amal-amal baik sebagai penolak balak, melainkan justru memerintahkan agar tidak keluar rumah dan tidak bekerja.

Padahal itu jelas tidak mencegah terjadinya keputusan dan ketentuan Allah. Ada lagi yang menyibukkan diri dengan perbuatan maksiat, padahal itu dapat mendorong terjadinya malapetaka.

Syari’at mengajarkan agar (kita) tidak perlu meneliti melainkan menyibukkan diri dengan amal-amal yang dapat menolak balak, seperti berdoa, berzikir, bersedekah, dan bertawakal kepada Allah Swt serta beriman pada qadla’ dan qadar-Nya.” (Ibn Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 143).

Itulah bacaan doa Rebo Wekasan, niat dan tata cara sholat hajat tolak bala.

Baca Juga: Tradisi Rebo Wekasan dan Amalan Bulan Safar Rabu Terakhir, Budaya yang di Jawa Dilakukan Masyarakat Pesisir Pantai dengan Cara Masing-masing

(*)