Intisari-Online.com – Jutaan Muslim berbondong-bondong ke tepi Sungai Turag di Bangladesh untuk ambil bagian dalam hari terakhir festival tahunan Bishwa Ijtema.
Bishwa Ijtema berarti ‘jamaah dunia’.
Ini difokuskan untuk menafsirkan makna sebenarnya dari Al-Qur’an, juga dikenal sebagai perayaan non-politik dan damai.
Muslim Syiah dari 150 negara ambil bagian dalam acara tersebut, di Dhaka, dan sekitar dua juta orang berpartisipasi pada tahun 2016, melansir Daily Mail.
Ada juga tengara untuk festival, karena banyaknya pengujung, maka peserta Bangladesh diminta untuk mengunjungi di empat fase untuk pertama kalinya.
Warga dari 33 distrik menghadiri dua tahap pertama pada tahun itu, sedangkan warga dari 32 distrik lainnya diharapkan hadir pada tahun berikutnya.
Karena ketakutan akan ektremisme diyakini 5.000 petugas polisi, 60 kamera CCTV, dan banyak petugas yang menyamar dikerahkan untuk memastikan bahwa perayaan itu tetap tidak bercacat oleh kekerasan.
Selama ritual tersebut, peserta berkemah selama tiga hari di sebidang tanah seluar 160 hektar sambil berdoa dan menerima berkah dari Allah.
Pembukaan Bishwa Ijtema dikenal dengan ‘Ambayan’ atau khotbah umum dan acara ditutup pada hari ketiga dengan ‘Akheri Munajat’ yang berarti doa penutup.
Pada tahun 2010, ritual itu dihadiri oleh sekitar lima juga orang yang menjadikannya pertemuan Muslim terbesar kedua di planet ini.
Melansir dari risingbd, fase kedua Bishwa Ijtema ke-55, salah satu jemaah Muslim terbesar di dunia, dimulai pada hari Jumat di tepi Sungai Turag di Tongi.
Fase kedua Bishwa Ijtema dimulai setelah sholat Subuh dengan ‘Aam Boyan (khotbah agama) oleh para ulama dan doa-doa.
Kemudian berakhir dengan Akheri Munajat pada hari Minggu, untuk mencari kesejahteraan spiritual dan kesejahteraan umat Islam.
Lakh umat Muslim dari dalam dan luar negeri telah memadagi Bishwa Ijtema.
Pengikut Maulana Saad Kandhalvi berpartisipasi dalam fase kedua ini.
Komisaris Polisi Metropolitan Gazipur Md Anwar Hossain mengatakan langkah-langkah yang memadai telah diambil untuk memastikan keamanan bagi umat yang berpartisipasi.
Perusahaan Kota Gazipur, administrasi distrik, polisi, RAB dan Ansar dan VDP telah mendirikan ruang kontrol terpisah untuk memantau keseluruhan kegiatan Tongi Ijtema.
Tahap pertama Bishwa Ijtema dimulai setelah shalat Subuh pada 10 Januari dan diakhiri dengan Akheri Munajat pada 12 Januari, mencari kesejahteraan spiritual dan kesejahteraan umat Islam.
Lapangan Ijtema dibagi menjadi 87 bagian untuk umat Muslim dari berbagai distrik.
Dari mereka tiga bagian disimpan dicadangkan.
Selain itu, zona hidup telah dibangun untuk umat asing di sisi barat-utara lapangan Ijtema.
Jamaah Tabligh telah mengorganisir jamaah di tempat tersebut sejak tahun 1967.
Pada tahun 2011, Tabligh membagi Ijtema menjadi dua tahap, membagi partisipasi masyarakat dari 64 distrik.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi tekanan pada tempat tersebut dan memastikan manajemen yang lebih baik.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari