Find Us On Social Media :

Lahir dari Skandal Ayahnya dengan Gundiknya, Inilah Permaisuri Elizabeth Petrovna Romanova, Naik Takhta Melalui Kudeta Istana, Tapi Kekaisaran Rusia Lebih Makmur dalam Seni dan Pendidikan

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 17 September 2022 | 14:00 WIB

Permaisuri Elizabeth Petrovna Romanova, janji kembalikan tradisi masa lalu.

Permaisuri Elizabeth menghabiskan semua uangnya untuk bola, topeng, teater, dan perjalanan, istananya bahkan menyerupai teater yang penuh dengan komedi Prancis dan opera Italia.

Tetapi, tempat Elizabeth dan tamu-tamunya beristirahat dari ruang dansa yang mewah, ternyata sangat kecil, penuh sesak, kotor, dan kumuh.

Pintu tidak bisa menutup, jendela dibiarkan terbuka, dan air menetes ke dinding membuat ruangan menjadi lembap dan dingin.

Perabotannya sangat sedikit sehingga harus diangkut setiap kali Elizabeth bepergian dari satu residensi ke residensi lain, cermin, tempat tidur, meja, dan kursi bahkan harus dibagi untuk dipindahkan.

Elizabeth memerintah dalam kemiskinan emas, dia hanya meninggalkan 15 ribu gaun, dua peti stoking sutra, setumpuk tagihan yang belum dibayar, dan Istana Musim Dingin yang setengah jadi, serta menghabiskan sejumlah besar uang dari perbendaharaan.

Sebelum kematiannya, Elizabeth sangat ingin tinggal di Istana, meksipun arsiteknya Rastrelli tidak dapat menyelesaikan istananya.”

Ketika Eropa, Asia, dan Amerika terlibat dalam Perang Dunia I, Elizabeth merasa terdorong untuk bergabung sebagai sekutu Austria, meskipun perang itu tidak mempengaruhi Rusia sama sekali.

Inggris Raya kemudian membentuk aliansi dengan Prusia dan Elizabeth khawatir perjanjian ini dapat menimbulkan ancaman bagi Kekaisaran Rusia.

Maka dia memberanikan diri untuk melawan pasukan Prusia Frederick II.

Pada tahun 1759, dia mengirim hampir 100 ribu tentara yang kuat untuk melawan Prusia dan mengalahkan Frederick II, yang dikenal sebagai prajurit paling terampil di Eropa.

Dua tahun berikutnya Prusia tetap bertahan, meskipun belum sepenuhnya menyerah kepada tentara Rusia.

Pada Januari 1762, Frederick II akhirnya siap untuk menyerah dan menandatangani perjanjian damai dengan Rusia.