Find Us On Social Media :

Lahir dari Skandal Ayahnya dengan Gundiknya, Inilah Permaisuri Elizabeth Petrovna Romanova, Naik Takhta Melalui Kudeta Istana, Tapi Kekaisaran Rusia Lebih Makmur dalam Seni dan Pendidikan

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 17 September 2022 | 14:00 WIB

Permaisuri Elizabeth Petrovna Romanova, janji kembalikan tradisi masa lalu.

Namun, itu tidak bertahan lama, karena dia pun bosan dengan politik dan terjun ke pesta, meninggalkan aturan negara di tangan favoritnya.

Terlepas dari kesombongan Permaisuri Elizabeth, pemerintahannya membawa zaman pencerahan yang luar biasa pada Rusia.

Pada tahun 1747, dia mendirikan Akademi Ilmu Pengetahuan St. Petersburg, dan sepuluh tahun kemudian universitas pertama di Rusia didirikan di Moskow oleh Mikhail Lomonosov.

Pada tahun 1756, teater publik pertama dibuka di St. Petersburg, dan pada tahun 1758 diikuti oleh Akademi Seni Rupa.

Kemudian, melansir russiapedia, banyak sekolah dan akademi lain bermunculan di seluruh negeri, dan Elizabeth membuat pendidikan tersedia secara gratis untuk semua kelas sosial (kecuali untuk budak).

Elizabeth, yang telah belajar bahasa Prancis, mengganti bahasa Jerman yang berlaku dengan bahasa Prancis sebagai bahasa kaum bangsawan, yang digunakan sampai Revolusi Bolshevik 1917.

Leo Tolstoy pun menggunakan bahasa Prancis, tanpa pernah menerjemahkannya dalam edisi pertama War and Peace.

Tidak ada yang menggambarkan karakter dan gaya hidup Elizabeth lebih baik daripada sejarawan Rusia Vasily Klyuchevsky.

“Hidup dan bahagia, dicintai dirinya sendiri, tinggi, besar, dengan sosok yang baik, wajah yang terus-menerus mekar, dan mengesankan. Mengetahui dirinya terlihat bagus dalam pakaian pria, maka dia mengadakan pesta topeng tanpa topeng, dengan pria berpakaian lengkap sebagai wanita dan wanita sebagai pria.”

Elizabeth menjadi paling sah dari semua penerus Peter yang Agung, namun dia harus merebut kekuasaan dengan kudeta.

Elizabeth mewarisi energi tak terbatas dari ayahnya, dia bisa membangun istana dalam 24 jam dan melakukan perjalanan dari Moskow ke St. Petersburg dalam dua hari.

Takht memberinya kesempatan untuk mewujudkan semua mimpi yang dimilikinya sebagai seorang gadis.