Tujuan PKI Menuntut Dibentuknya Angkatan Kelima Untuk Hal Ini, Berikut Sejarahnya

Khaerunisa

Penulis

(Kiri) Presiden Soekarno, (Kanan) DN Aidit (kanan), tokoh PKI. Ilustrasi tujuan PKI menuntut dibentuknya Angkatan Kelima.

Intisari-Online.com - Apa tujuan PKI menuntut pemerintah untuk membentuk angkatan kelima?

Angkatan Kelima adalah unsur pertahanan keamanan Republik Indonesia yang merupakan gagasan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Gagasan untuk membentuk angkatan kelima diusulkan oleh Ketua PKI DN Aidit sebelum menghadap Presiden pada 14 Januari 1965.

Pada Era Demokrasi Terpimpin, tepatnya pada tahun 1962, TNI digabungkan dengan Kepolisian Negara (Polri) menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Secara resmi, ada empat unsur dalam ABRI, di antaranya Angkatan Darat, Laut, dan Udara, serta Angkatan Kepolisian.

Maka, jika ide untuk membentuk Angkatan Kelima saat itu terwujud, ini akan menjadi unsur kelima dalam ABRI.

Dalam gagasan itu, DN Aidit yang merupakan ketua umum PKI, mengusulkan agar 15 juta buruh tani dipersenjatai sebagai Angkatan Kelima.

Saat itu, PKI adalah salah satu partai terbesar di Indonesia.

Dalam pemilu 1955, PKI menduduki tempat keempat dengan perolehan 16 persen dari keseluruhan suara yang ada.

Partai terbesar lainnya pada masa itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, dan Nahdatul Ulama.

Namun, pada akhirnya ide untuk membentuk Angkatan Kelima segera lenyap ketika situasi poliitik Indonesia kemudian kacau akibat peristiwa G30S, sementara PKI dibubarkan.

Gagasan untuk membentuk Angkatan Kelima sendiri juga sempat mendapat penolakan dari Angkatan Darat.

Selain untuk mempersenjatai buruh dan tani, tujuan PKI menuntut pembentukan Angkatan Kelima adalah untuk menasakomisasi angkatan bersenjata dan sebagai antisipasi terhadap konfrontasi dengan Malaysia.

Saat itu, Indonesia tengah berkonfrontasi dengan negara tetangga, Malaysia. Kondisi ini pula yang semakin mendorong pembentukan Angkatan Kelima.

Pembentukan Angkatan Kelima juga didukung Perdana Menteri China saat itu, Zhou En Lai.

Kabar Pemerintah Indonesia membentuk Angkatan Kelima saat itu segera menyebar, hingga sampai ke telinga Perdana Menteri China Zhou En Lai.

Zhou En Lai pun datang ke Indonesia pada April 1965 dan secara terang-terangan mendesak agar dibentuk Angkatan Lima.

Perdana Menteri China, Zhou En Lai, kemudian menawarkan bantuan sebanyak 100.000 senjata ringan kepada Indonesia.

Setelah tiba di tanah air, tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).

Oleh ABRI, keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima itu diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi, Presiden Soekarno.

Penolakan oleh Angkatan Darat

Meski pembentukan Angkatan Kelima diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi, yaitu Presiden Soekarno, tetapi ada penolakan dari Angkatan Darat.

Pada 1965, Angkatan Darat dipimpin Letjen Ahmad Yani. Umumnya, para jenderal dalam AD ini adalah golongan anti-komunis.

Oleh sebab itu, mereka menentang pembentukan Angkatan Kelima.

Bagi Yani, membentuk departemen Angkatan kelima tidak efisien, Yani secara tegas juga menyampaikan penolakannya atas usul Aidit.

Selain dianggap tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil.

Lenyapnya Ide Pembentukan Angkatan Kelima

Sempat menimbulkan pro dan kontra, ide Angkatan Kelima justru segera lenyap lantaran terjadi peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Bukan hanya Angkatan Kelima saja yang lenyap tetapi PKI juga dibubarkan.

Dengan Supersemar, Angkatan darat akhirnya membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.

Ormas-ormas dari Angkatan Lima di antaranya dari Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia dan SOBSI yang dituduhkan merupakan unsur Angkatan Kelima.

Itulah tujuan PKI menuntut dibentukan Angkatan Kelima dan sejarahnya.

Baca Juga: Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun, Inilah Sederet Peristiwa yang Terjadi sebelum Pecahnya Pemberontakan Madiun tahun 1948

(*)

Artikel Terkait