Find Us On Social Media :

Tetap Keukeuh Jadi Korban, Ini Alasan Komnas HAM Ingin Dalami Isu Pelecehan Seksual Terhadap Putri Candrawathi, Pengakuan Pacar Brigadir J Ini Jadi Sorotan

By Mentari DP, Sabtu, 3 September 2022 | 08:35 WIB

Soal kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Intisari-Online.com - Pada Jumat (12/8/2022), pihak kepolisian telah menghentikan kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Karena pihak kepolisian memastikan bahwa Brigadir J tidak melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi sesaat sebelum kematiannya.

Namun setelah rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J dilakukan pada Selasa (30/8/2022) kemarin, kasus dugaan pelecehan seksual ini kembali dibahas oleh Komnas Hak Asasi Manusia (HAM).

Ada beberapa alasan mengapa Komnas HAM kembali membahas isu dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Salah satunya karena ada kesaksian beberapa orang dalam kasus ini.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebutkan, dalam rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Brigadir J disebut membopong Putri di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 4 Juli 2022.

Pada 7 Juli 2022 malam, salah seorang pembantu Ferdt Sambo yang bernama Susi melihat Putri sedang menangis.

Lalu dipanggilah Kuat Ma'ruf.

"Kuat mengaku bahwa ada kekerasan seksual," ungkap Taufan saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (2/9/2022).

Tanggal 8 Juli 2022, Putri lalu bertemu suaminya Ferdy Sambo.

Menurut Taufan, kesaksian Bripka RR juga sama dengan Kuat Ma'ruf.

Selain kesaksian itu, Taufan juga menyebutkan bahwa kesaksian dari pacar Brigadir J, Vera Simanjuntak, juga memperkuat dugaan kasus pelecehan seksual tersebut.

Sehari sebelum kejadian penembakan itu terjadi, Vera mengaku sempat melakukan video call dengan Brigadir J.

Saat itu, Vera mengatakan bahwa Brigadir J menangis. Alasannya karena dia mendapat ancaman pembunuhan dari Kuat Ma'ruf.

Nah, dalam rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J, terungkap bahwa ancaman pembunuhan dari Kuat Ma'ruf itu karena Brigadir J diduga melecehkan Putri Candrawathi.

"Kata Vera, 'kenapa?'."

"Dijawab Brigadir J, 'karena kalau naik ke atas, lantai 2, ibu sakit. Makanya aku diancam mau dibunuh dia'.

"Dalam rekonstruksi kan ada yang dia dikejar-kejar pakai pisau itu."

"Jadi justru Vera pun akan memperkuat kesaksiannya itu," terang Taufan.

Berbagai kesaksian dan pengakuan itulah yang membuat Komnas HAM meminta kepada pihak kepolisian untuk mendalami lagi kasus dugaan pelecehan seksual di Magelang.

Termasuk dengan mendatangkan ahli-ahli tertentu sampai jika perlu menggunakan lie detector.

"Tujuannya guna mencari kebenaran sesungguhnya," kata Taufan.

Sebab menurut Taufan, keadilan harus kepada semua orang. Tidak hanya kepada satu pihak saja.

Baca Juga: Padahal Sudah Jelas Dihentikan Polisi, Komnas HAM Malah Ingin Buka Kembali Kasus Dugaan Kekerasan Seksual yang Dialami Putri Candrawathi, Semua Karena Fakta Ini