Find Us On Social Media :

Indonesia Sudah 'Kecolongan' setelah Cacar Monyet Resmi Masuk, Terungkap Bekas dari Cacar Monyet ini Mengintai setelah Sembuh dari Penyakit ini

By Tatik Ariyani, Minggu, 21 Agustus 2022 | 15:29 WIB

Cacar Monyet (Monkeypox)

Intisari-Online.com - Sabtu (20/8/2022), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi adanya kasus pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada 23 pasien suspek cacar monyet, satu di antaranya terkonfirmasi positif. Sementara 22 lainnya negatif.

"Satu terkonfirmasi dari DKI Jakarta, laki-laki (usia) 27 tahun," ucap Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam Press Conference Penemuan Pasien Pertama Terkonfirmasi Monkeypox, Sabtu (20/8/2022).

Syahril menjelaskan, pasien pertama terkonfirmasi cacar monyet ini diketahui setelah melakukan sejumlah pemeriksaan dan terdiagnosis pada Jumat (19/8/2022) malam.

"Saat ini, pasien dalam keadaan baik-baik saja. Dalam istilah Covid-19 gejalanya ringan. Pasien tidak perlu dirawat di ruang isolasi, tapi cukup isolasi mandiri di rumah," katanya lagi.

Berdasarkan keterangan Syahril, pasien tersebut terkonfirmasi cacar monyet usai bepergian dari luar negeri.

Meski demikian, Syahril enggan menyebutkan secara spesifik lokasi negara yang baru saja dikunjungi oleh pasien tersebut.

Cacar monyet sendiri memiliki ciri yang sangat spesifik, yakni ruam di beberapa bagian tubuh.

Ruam tersebut terutama kerap muncul di wajah, bergerombol disertai lenting bernanah.

Meski demikian, umumnya cacar monyet bisa sembuh sendiri.

Dalam waktu kurang dari 21 hari, lenting bernanah itu akan kempes dan nanahnya akan hilang menjadi lesi atau sebentuk luka pada kulit.

Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, yang juga menjabat sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin, Hanny Nilasari mengatakan bahwa bintik bernanah dari cacar monyet memang akan sembuh, namun akan menimbulkan bekas keropeng atau scar.

Pada beberapa orang, scar tersebut mungkin bisa hilang dengan sendirinya meski membutuhkan waktu yang relatif lama.

Namun, untuk sebagian lainnya, scar tersebut sulit hilang.

Dalam webinar beberapa waktu lalu, Hanny mengatakan, "Akan terjadi scar atau bekas. Itu bisa bekas cacar terjadi dengan scar hipertrofi adalah tonjolan luka yang menebal sesuai garis luka."

Maka dari itu, perlu penanganan dari dokter spesialis kulit untuk menghilangkan bekas luka tersebut.

Pasalnya, ruam bekas cacar monyet itu akan menjadi hiperpigmentasi atau bercak dan gelap.

Hanny mengatakan, "Maka tugas dokter spesialis kulit ada berperan juga di sini (untuk menghilangkannya). Dokter yang akan memberi solusi bagaimana cara mengatasinya."

Ruam akibat cacar monyet yang diikuti bintik yang akan menjadi lenting biasanya muncul bergerombol di beberapa bagian tubuh.

Biasanya, ruam dan lenting itu pertama kali muncul di wajah.

Selain di wajah, sebanyak 75 persen kasus ruam dan lenting muncul di telapak tangan dan kaki.

Sedangkan 70 persen kasus, ruam atau lesi juga muncul di area mulut, genital, atau mata.

Hanny menjelaskan, "Di alat kelamin itu tidak terlalu banyak, 30 persen saja. Kemudian di selaput lendir mata 20 persen."

Baca Juga: Waspada Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia Ditemukan di DKI Jakarta, Simak 4 Mitos Keliru Tentang 'Monkeypox' Ini