Find Us On Social Media :

Bak ‘Sebuah Kehidupan dalam Bayang-bayang’, Inilah Kisah Ratu Sirikit dari Thailand, yang Hari Ini Berulang Tahun ke-90, Sempat Jalani Operasi Plastik di Amerika Serikat

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 13 Agustus 2022 | 20:00 WIB

Ratu Sirikit dari masa ke masa.

Putra tunggal mereka Vajiralongkorn tidak mewarisi pesona dan keterampilan diplomatik orangtuanya dan tidak disukai, tetapi hukum Suksesi Istana 1924 hanya mengizinkan keturunan laki-laki Raja Chulalongkorn oleh Ratu resminya untuk naik takhta.

Ketika Bhumibol jatuh sakit pada tahun 1975, berbarengan dengan pemberontakan, kekhawatiran tentang suksesi dan frustasi dengan kapitalisme, semuanya menjadi berantakan.

Dia dan Sirikit beralih ke konservatisme kekerasan yang akhrinya mengarah pada pembantaian Thammasat.

Sirikit menjadi ratu yang terkenal selama 20 tahun pertama, tetapi dia mulai melawan proses penuaan.

Dia mulai minum pil diet dan energi, dan berkata, “Suamiku bilang dia membenciku menjadi gemuk.”

Ketika dia jatuh cinta dengan seorang Kolonel Narongdej, orang-orang mengira mereka memiliki hubungan intim, dan itu menjadi skandal.

Ketika Narongdej meninggal pada tahun 1985, duka Sirikit untuknya menjadi bahan ejekan.

Citranya semakin rusak ketika rumor perjalanan ke Amerika Serikat merinci bagaimana dia menjalani operasi plastik, mengumpulkan uang yang seharusnya untuk amal, dan bagaimana dia menyimpan uang untuk berjaga-jaga jika monarki bangkrut, melansir History of Royal Women.

Sirikit tetap disibukkan dengan putranya yang nakal, dan pada akhir 1985, dia mengalami gangguan dan menghilang dari pandangan publik selama enam bulan.

Putri Chulabhorn datang untuk membela ibunya, “Jika orang-orang marah karena dia menghilagn dari pandangan publik, kita (anak-anaknya) yang harus disalahkan karena kita selalu bersikeras agar dia beristirahat daripada muncul di depan publik. Biasanya setiap orang memiliki hari libur, tetapi Yang Mulia tidak pernah memilikinya.”

Upaya lebih lanjut bagi Sirikit untuk membangun warisannya, dia mendorong produksi film epik tentang Ratu Suriyothai yang legendaris dan memilih aktris utamanya sendiri.

Film itu menelan biaya lebih dari 10 juta dolar dan pada saat itu merupakan film Thailand termahal yang pernah dibuat.