Penulis
Intisari-Online.com -Jika ada pertanyaan apa benda kecil yang bisa menciptakan malapetaka dahsyat di dunia seperti kiamat, maka jawaban yang tepat adalan atom.
Adalah Ernest Rutherford dan Albert Einstein, yang pada dasawarsa 1930-an, berhasil menjelaskan bahwa di balik ukurannya yang kecil, atom dapat melepas energi yang begitu besar.
Besar energi yang digambarkan Einstein sebanding dengan massa dari atom tersebut dikalikan dengan kecepatan cahaya pangkat dua.
Berdasarkan teori inilah, bom nuklir Little Boy yang hanya berbahan 64 kg Uranium-235 bisa melepas energi dalam bentuk ledakan sebesar 13 sampai 16 kiloton TNT.
Bom atom Little Boy yang dijatuhkan pada 6 Agustus 1945 benar-benar membumihanguskan kota Hiroshima dan membuat Jepang langsung bertekuk lutut kepada Sekutu.
Kekuatan ledakan diukur dalam ekuivalen dengan ledakan TNT. Dalam dua hal, satu kiloton ledakan nuklir setara dengan seribu ton TNT.
Ini berarti ledakan Little Boy setara dengan ledakan 20 ribu TNT yang ketika digunakan dalam pengeboman Hiroshima, telah menewaskan sebanyak 140.000 orang.
Namun efek menakutkan bom nuklir ternyata tak bikin jera dunia.
Baca juga:E-Bomb, Turunan Bom Nuklir Pembasmi Arus Listrik yang Namanya Indah Tapi Tetap Saja Sangat Mematikan
Alih-alih agar disegani dalam percaturan dunia, sejumlah negara justru memproduksi bom letal seperti ini seperti AS, China, Rusia, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.
Seperti dilaporkan Mark Dartford pada tahun 1985, dalam bukunya dan bertajuk Military Technology, sejumlah negara telah memiliki bom nuklir yang kekuatannya sejuta kali lebih dahsyat dari Little Boy.
Salah satunya adalah negara Korea Utara yang ingin sekali menggunakan senjata nuklir kepada AS pada tahun 2017.
Berdasar sejarah dari sejumlah uji coba peledakan nuklir, dari satu ledakan ke ledakan nuklir yang lain, ada satu pemandangan alam yang tak mungkin dilupakan banyak orang.
Baca juga:Hal Mengerikan Ini Bisa Jadi Alasan Mengapa Korut Hentikan Uji Coba Nuklir
Pemandangan itu adalah munculnya cendawan awan raksasa dan badai udara panas sebagai reaksi dari pelepasan energi nuklir.
Urutan fenomena alam ini adalah sebagai berikut.
Di wilayah episentrum ledakan tiba-tiba muncul kilat dan warna alam menjadi keputihan semu ungu dan mencerminkan pemandangan indah sekaligus mengerikan.
Suhu udara melonjak drastis menjadi 10 juta derajat Celcius dan bisa menghanguskan benda apa saja seperti baja untuk jadi debu. Lalu muncul bola api. Volume bola api ini serentak membesar dalam ukuran kecepatan cahaya.
Baca juga:Jika Rusia Jatuhkan Kapal Selam Nuklir Terbarunya, Maka Bisa Sebabkan Tsunami Setinggi 91 Meter
Sementara gelombang udara panas merambat, tekanan udara juga berubah dan merambat dengan kecepatan 350 m/detik.
Gelombang udara panas dan tekanan akan berbalik lagi ke udara setelah menghantam daratan. Saat itulah suhu udara dan gelombang perubahan tekanan udara akan terasa berlipat ganda.
Tekanan udara yang menurun drastis di wilayah ledakan akan menyedot udara dan menciptakan angin berkecepatan tinggi.
Kecepatan angin ini bisa mencapai 1.000 km/jam. Saat bertemu di satu titik, gelombang udara dari berbagai penjuru tersebut akan menyatu dan bergerak ke atas menciptakan awan panas.
Ketika bola api menyentuh daratan, reruntuhan dan debu akibat ledakan akan tersedot ke atas menyatu dengan gumpalan awan udara panas. Saat itu bentuknya membesar hingga menyerupai cendawan raksasa.
Agar menghasilkan daya hancur yang maksimal. bom nuklir paling efektif diledakan pada ketinggian antara 0,6 dan 15,2 km di atas permukaan tanah.
Ada dua prinsip dasar bom nuklir. Pertama, dengan proses fisi nuklir, kedua, dengan fusi nuklir.
Dalam proses fisi nuklir, ledakan terjadi akibat pemecahan secara paksa ikatan proton-neutron atom.
Uranium atau plutonium oleh tembakan neutron melepas sejumlah energi dan menciptakan reaksi pemecahan berantai serupa akibat lepasnya neutron-neutron dalam reaksi ini.
Prinsip inilah yang digunakan dalam bom Little Boy dan Fat Man, yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 Agustus dan 9 Agustus 1945.
Secara khusus, fisi nuklir dalam Little Boy dilakukan dengan sistem penembakan neutron ke inti uranium atau plutonium (gun-type fission weapon).
Sementara dalam sistem pembuatan bom atom Fat Man menerapkan sistem implosion atau penghancuran ke dalam, ke arah inti bom yang berupa bola plutonium.
Proses fusi Nuklir.Ledakan terjadi akibat penggabungan paksa dua atom.
Biasanya hidrogen atau isotop hidrogen (deuterium atau H-2, tritium atau H-3), menjadi bom yang baru (helium atau He-4, isotop helium atau He-3) melepas energi akibat adanya perubahan ikatan proton dan neutron.
Bom fusi atau juga biasa disebut bom termonuklir, menciptakan ledakan yang jauh lebih efektif dibanding bom fusi.
Hanya masalahnya, menyiapkan deuterium dan tritium yang berbentuk gas merupakan cara yang sangat sulit.
Kalaupun ada, keduanya harus disimpan dalam ruangan bertekanan tinggi dan juga merupakan wahana yang sangat sulit untuk dibuat.
Namun demikian sejumlah negara telah memiliki bom termonuklir antara lain, Rusia, AS, dan China.