Penulis
Intisari-Online.com – Ramai dibicarakan film Oppenheimer yang akan mulai tayang di bioskop pada tanggal 21 Juli 2023.
Fiml Oppenheimer ini menceritakan kisah ilmuwan Amerika bernama J. Robert Oppenheimer.
Film yang akan tayang pada tahun depan ini disutradari oleh Christopher Nolan, dengan pemain utama Cillian Murphy sebagai J. Robert Oppenheimer, dengan produksi di bawah naungan Universal Pictures.
Film Oppenheimer ini menceritakan kisah seorang tokoh fisika bernama Oppenheimer atau yang terkenal dengan bom atom buatannya.
Film Oppenheimer ini merupakan adaptasi dari buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer.
Siapakan Oppenheimer sebenarnya?
J. Robert Oppenheimer (22 April 1904 – 18 Februari 1967) adalah seorang fisikawan teoretis Amerika yang menjadi profesor fisika di University of California, Berkeley.
Dia merupakan kepala Laboratorium Los Alamos pada masa perang dan termasuk di antara mereka yang dianggap sebagai ‘bapak bom atom’ atas peran mereka dalam Proyek Manhattan.
Proyek Manhattan ini merupakan proyek Perang Dunia II yang mengembangkan senjata nuklir pertama.
Oppenheimer termasuk di antara mereka yang mengamati tes Trinity di New Mexico, ketika bom atom pertama berhasil diledakkan pada 16 Juli 1945.
Dia kemudian mengatakan bahwa ledakan itu mengingatkan kata-kata dari Bhagavad Gita, “Sekarang aku menjadi Kematian, perusak dunia.”
Dan pada bulan Agustus 1945, senjata tersebut digunakan dalam pemboman atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Pada saat Proyek Manhattan diluncurkan pada musim gugur 1943, Oppenheimer sudah dianggap sebagai fisikawan teoretis yang luar biasa dan terlibat secara mendalam dalam mengeksplorasi kemungkinan bom atom.
Sepanjang tahun sebelumnya dia telah melakukan penelitian tentang neutron cepat, menghitung berapa banyak bahan yang mungkin dibutuhkan untuk esbuah bom dan seberapa efisiennya.
Melansir atomicheritage, meskipun Oppenheimer memiliki sedikit pengalaman manajerial dan beberapa hubungan masa lalu yang menyusahkan dengan penyebab Komunis, Jenderal Leslie Groves mengakui otaknya yang brilian.
Kurang dari tiga tahun setelah Groves memilih Oppenheimer untuk mengarahkan pengembangan senjata, Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di Jepang.
Tak salah, Oppenheimer terbukti menjadi pilihan yang luar biasa sebagai direktur Laboratorium Los Alamos.
Oppenheimer menikah dengan seorang ahli botani, Kitty. Mereka memiliki dua anak, Peter dan Toni.
Masa muda Oppenheimer
Keluarga Oppenheimer merupakan bagian dari Masyarakat Budaya Etis, hasil dari Yudaisme Reformasi Amerika yang didirikan dan dipimpin pada saat itu oleh Dr. Felix Adler.
Dr. Adler mendirikan Sekolah Budaya Etis, tempat Oppenheimer mendaftar pada bulan September 1911.
Kemampuan akademisnya terlihat sangat awal, pada usia 10 tahun dia telah mempelajari mineral, fisika, dan kimia.
Korespondensinya dengan Klub Mineralogi New York begitu maju hingga Lembaga itu mengundangnya untuk memberikan kuliah, tanpa menyadari bahwa dia adalha seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun.
Oppenheimer mendaftar di Harvard pada September 1922, lulus dalam waktu tiga tahun, unggul dalam berbagai mata pelajaran.
Meski mengambil jurusan kimia, Oppenheimer akhirnya menyadari hasratnya yang sebenarnya adalah belajar fisika.
Pada tahun 1925, Oppenheimer memulai pekerjaan pascasarjananya di bidang fisika di Laboratorium Cavendish di Cambridge, Inggris. J. J. Thomson, yang telah dianugerahi Hadiah Nobel Fisika 1906 untuk mendeteksi elektron, setuju untuk mengambil Oppenheimer sebagai mahasiswa.
Di Cavendish, Oppenheimer menyadari bahwa bakatnya adalah untuk teori, bukan eksperimental, fisika, dan dia menerima undangan dari Max Born, direktur Institut Fisika Teoritis di Universitas Göttingen, untuk belajar dengannya di Jerman.
Dia beruntung berada di Eropa selama masa penting dalam dunia fisika, ketika fisikawan Eropa kemudian mengembangkan teori mekanika kuantum yang inovatif.
Oppenheimer menerima gelar doktornya pada tahun 1927 dan menerima jabatan profesor di Universitas California, Berkeley, dan Institut Teknologi California.
Di Berkeley, ia berteman baik dengan Ernest Lawrence, salah satu fisikawan eksperimental top dunia dan penemu siklotron. Lawrence menamai putra keduanya setelah Robert.
Setelah perang, dia menjadi penasihat Komisi Energi Atom, melobi untuk kontrol senjata internasional.
Mulai tahun 1947, Oppenheimer memimpin Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey, di mana ia mengumpulkan para ilmuwan besar.
"Apa yang kami tidak mengerti, kami jelaskan satu sama lain."
Izin keamanannya dicabut pada tahun 1954 dalam sidang selama Second Red Scare, izinnya dicabut hanya 32 jam sebelum ditetapkan kedaluwarsa.
Dia membuat musuh politik dengan berdebat menentang pengembangan bom hidrogen dan mencabut izinnya melucuti kekuasaan politiknya.
Komunitas ilmiah marah atas perlakuan Oppenheimer, dan mencela Edward Teller, yang bersaksi melawannya di persidangan.
Bersama Albert Einstein, Bertrand Russell, dan Joseph Rotblat, ia mendirikan Akademi Seni dan Sains Dunia pada 1960.
Dia terus mengajar di seluruh dunia, dan dianugerahi Penghargaan Enrico Fermi pada 1963.
Dia meninggal karena kanker tenggorokan pada 1967.
Baca Juga: Kereta Putih Misterius, Kisah Bagaimana Senjata Nuklir Amerika Diangkut selama Perang Dingin
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari