Penulis
Intisari-Online.com - Sejak dua bom atom dijatuhkan selama Perang Dunia II, dunia benar-benar ketakutan akan perang nuklir.
Ini karena warga sipil khawatir banyak negara akan menggunakansenjata pemusnah massal ini.
Apalagi setelahberakhirnya Perang Dunia II, Perang Dingin segera dimulai.
Ini terjadi karena meningkatnya ketegangan antara Uni Soviet dan Barat.
Dilansir darithevintagenews.com pada Kamis (26/5/2022), sudah sejak lamaUni Soviet dan Barat bermusuhan dan permusuhan itumenyebabkan ketakutan terus-menerus terhadap senjata nuklir yang diluncurkan.
Jika perang terbuka pecah dengan Uni Soviet, keputusan untuk menggunakan nuklir akan cepat dan kedua belah pihak akhirnya akan saling menembakkan persenjataan mereka.
Oleh karena itu, siapa pun yang memiliki senjatanuklir paling banyak akan menjadi orang yang bisa mengajukan tuntutan.
Tidak heran kedua negara langsungbergegasmelakukan perlombaan senjata nuklir.
Mereka bekerja untuk menghasilkan persenjataan nuklir yang cukup.
Selama fase produksi inilah, AS mulai mengangkut persenjataan nuklir mereka ke seluruh negeri dalam apa yang dikenal sebagai Kereta Putih.
Kereta ini berwarna putih dan bersenjata lengkap, lengkap dengan menara penembak jitu, baju besi dan penjaga bersenjata di dalamnya.
Kereta putih dibuat tidak mencolok, memindahkan nuklir melintasi negara bagian ke silo tanpa menarik banyak perhatian.
Kereta api putih akan beroperasi sampai tahun 1987 dan dijalankan oleh Departemen Energi.
Sementara kereta api adalah rahasia nasional, dirahasiakan untuk menghindari mata-mata musuh memperhatikan senjata yang diangkut.
Namun pada akhirnya, warga Amerika memperhatikannya.
Dengan meningkatnya ketegangan dan ketakutan akan perang nuklir, terutama dengan kedatangan Ronald Reagan di tahun 80-an, warga mulai angkat bicara tentang proliferasi nuklir.
Liga anti-nuklir mulai memprotes dan ribuan orang turun ke jalan untuk menentang kebijakan persiapan perang pemerintah.
Sampai akhirnya informasi mengenai Kereta Putih terkuak.
Warga pun memulai protes warga atas penggunaan Kereta Putihini untuk mengangkut senjata pemusnah massal.
Protes terjadi disepanjangrute kereta api ini. Poster dibuat untuk menyerukan diakhirinya perlombaan senjata nuklir.
Dalam aksi protes itu, seorangbiarawati berdiri dengan berani di atas rel, memaksa kereta untuk berhenti sebelum menabraknya.
Protes ini berhasil menciptakan tekanan pada Departemen Energi, tetapi mereka menolak untuk menyerah.
Sebaliknya, mereka mencoba mengubah warna kereta api. Tapi para pengunjuk rasa terlalu cerdas untuk dibodohi oleh itu.
Pada akhirnya, karenatekanan dari masyarakat terlalu besar dan pada tahun 1987, program kereta api putih secara resmi dihentikan.