Find Us On Social Media :

Sampai Ngebet Dikunjungi Almarhum Rachmawati, Ponpes Shiddiqiyyah yang Santrinya Serukan Perang Badar Usai Mas Bechi Ditangkap Ternyata Ajarkan Aliran Tak Sah

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 12 Juli 2022 | 17:25 WIB

Beredar video sosok laki-laki orasi dengan narasi perang badar di ponpes Shiddiqiyyah Jombang.

Intisari-Online.com – Putri proklamator Kemerdekaan Indonesia Rachmawati Soekarnoputri pernah berkunjung ke Pondok Pesantren Shiddiqiyah di Ploso, Jombang, Jawa Timur.

Rachmawati mengungkapkan bahwa dirinya ingin berkunjung dan bertemu dengan KH Mochammad Muchtar Muthi di Ponpes Shiddiqiyyah.

Dia juga menyebutkan bahwa Rektor Universtitas Bung Karno Soenarto Sardiatmodjo merupakan murid dari Kiai Muthi.

Dia juga menambahkan bahwa Ponpes Shiddiqiyyah merupakan Ponpes yang nasionalis dan paham ajaran Bung Karno.

Namun, sebuah video yang menayangkan orasi dengan narasi perang Badar beredar setelah ratusan simpatisan Mas Bechi alias MSA (42), yang menjadi tersangka pencabulan, dipulangkan dari kantor polisi.

Video  beredar melalui WhatsApp sejak hari Sabtu (9/7/2022), mengutip dari kompas.com.

Di dalam video beredar tersebut terlihat seorang laki-laki menggunakan kemeja dan peci hitam melakukan orasi di depan ratusan orang.

Dalam durasi 2 menit 5 detik, terekam dalam video sosok laki-laki itu melakukan orasi dengan narasi perang badar.

Setelah dikonfirmasi, Ketua umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwatnto mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi di kompleks Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso, Jombang, pada Jumat (8/7/2022) petang.

Orasi yang dilakukan di halaman kediaman Mursyid Tarekat Shiddiqiyah sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, KH Muchtar Muthi itu dilakukan oleh pengurus  Orshid berinisial ES, di depan ratusan orang yang mayoritas adalah simpatisan MSA yang baru dibebaskan dari kantor polisi.

Mereka yang baru pulang dari kantor polisi terdiri dari 75 santri dan 243 jemaah Shiddiqiyyah.

Menurut Joko, orasi dengan narasi perang badar itu dimaksudkan untuk membangkitkan para santri dan jemaah Shiddiqiyyah yang baru pulang dari Mapolres Jombang, setelah sempat ‘menginap’ selama satu malam.

Namun, menurutnya, orasi dengan narasi perang badar itu tidak memiliki tujuan untuk memprovokasi santri dan jemaah Shiddiqiyyah untuk melakukan perlawanan terhadap polisi yang menangkap MSA dan menahan para simpatisannya.

Lanjutnya lagi, orasi dengan narasi perang badar yang disampaikan ES tersebut memang memiliki kekuatan memicu semangat para santri dan jemaah Shiddiqiyyah, dengan narasi perang badar adalah bermaksud mengajak mereka untuk bersiap berperang melawan hawa nafsu.

Joko berharap agar orasi dengan narasi perang badar setelah pemulangan simpatisan Mas Bechi dari kantor polisi itu tidak memicu polemik baru dan berkepanjangan.

Sementara, atas orasi dengan narasi perang badar itu telah membuat jajaran Polres Jombang melayangkan panggilan kepada sosok yang melakukan orasi dalam video tersebut.

Menurut Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha, polisi akan memeriksa orator tersebut.

Tarekat Shiddiqiyyah

Tarekat Shiddiqiyyah digolongkan ke dalam thariqah gairu mu’tabarah (tarekat yang tidak sah) oleh Jami’iyyah Ahli Tariqah al-Mu’tabarah Indonesia (JATMI) serta Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya Shiddiqiyyah tidak dianggap sah karena dipandang sanad atau silsilah tarekatnya terputus.

Shiddiqiyyah disebut memiliki silsilah yang panjang, dimulai dari Muhammad Rasulullah SAW melalui sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq, kemudian turun ke Salman al Farisi, Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar al-Siddiq, Imam Ja’far al-Shadiq, Syeikh Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Sarwasyam al-Basthami, hingga kepada Syeikh Amin al-Kurdi.

Sedangkan Kiai Muchtar Muthi menerima tarekat Shiddiqiyyah dari gurunya, yaitu Syeikh Syu’aib Jamali, sehingga silsilahnya dikatakan terputus.

Tidak hanya itu, tarekat Shiddiqiyyah terkesan eksklusif dan tidak termasuk dalam jaringan budaya NU yang ada di Jombang.

Walaupun dianggap tidak sah, namun tarekat ini memiliki cukup banyak pengikut di Jombang, bahkan hingga beberapa daerah lain di Indonesia.

Menurut kabar, terdapat 22 Dewan Pimpinan Wilayah  Tarekat Shiddiqiyah di Indonesia, antara lain Yogyakarta, Jawa Tengah, Bengkulu, Jawa Barat, Lampung, Jawa Timur, Bali, Jakarta, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, Banten, Jambi, hingga Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah.

Dengan jumlah murid disebut hingga mencapai lebih dari lima juta orang, yang terdiri dari bebagai usia, mulai dari remaja hingga orang tua.

Disebutkan bahwa tarekat Shiddiqiyyah ini bertujuan mencari kebenaran Ma’rifatullah dengan cara yang sebenar-benarnya atau shiddiq dalam Bahasa Arab.

Juga mengajarkan ilmu tasawuf atau kebersihan jiwa, maka penganutnya diharapkan menjadi orang yang menjaga kebersihan jiwanya.

Tarekat ini juga memberikan tuntunan untuk dekat dengan Allah melalui Dzikir Jahar Nafi Isbat, dengan ajaran memberikan tuntunan agar manusia mengenal Allah dengan sebenar-benarnya melalui jalan Szikir Sirri Ismu Dzat.

Szikir Sirri Ismu Dzat ini dilakukan dengan berdiam diri dan duduk bersila serta lidah diletakkan di atas langit-langit lalu menyebut Allah sebanyak 500 kali setiap kali selesai salat.

Masih banyak lagi ajaran dari Tarekat Shiddiqiyyah, seperti bertakwa kepada Allah melalui ibadah salat, puasa, dan dzikir, dan beberapa tuntutan dalam kehidupan sosial.

 Baca Juga: Para Santriwati Ketakutan, Buntut Kasus Pelecehan Seksual oleh Tokoh Agama di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang

 Baca Juga: Usai Dijemput Paksa Terkait Kasus Anak Kiai di Jombang Tersangka Pencabulan, Pesantren Shiddiqiyyah Kini Dibekukan

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari