Find Us On Social Media :

Sampai Ngebet Dikunjungi Almarhum Rachmawati, Ponpes Shiddiqiyyah yang Santrinya Serukan Perang Badar Usai Mas Bechi Ditangkap Ternyata Ajarkan Aliran Tak Sah

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 12 Juli 2022 | 17:25 WIB

Beredar video sosok laki-laki orasi dengan narasi perang badar di ponpes Shiddiqiyyah Jombang.

Namun, menurutnya, orasi dengan narasi perang badar itu tidak memiliki tujuan untuk memprovokasi santri dan jemaah Shiddiqiyyah untuk melakukan perlawanan terhadap polisi yang menangkap MSA dan menahan para simpatisannya.

Lanjutnya lagi, orasi dengan narasi perang badar yang disampaikan ES tersebut memang memiliki kekuatan memicu semangat para santri dan jemaah Shiddiqiyyah, dengan narasi perang badar adalah bermaksud mengajak mereka untuk bersiap berperang melawan hawa nafsu.

Joko berharap agar orasi dengan narasi perang badar setelah pemulangan simpatisan Mas Bechi dari kantor polisi itu tidak memicu polemik baru dan berkepanjangan.

Sementara, atas orasi dengan narasi perang badar itu telah membuat jajaran Polres Jombang melayangkan panggilan kepada sosok yang melakukan orasi dalam video tersebut.

Menurut Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha, polisi akan memeriksa orator tersebut.

Tarekat Shiddiqiyyah

Tarekat Shiddiqiyyah digolongkan ke dalam thariqah gairu mu’tabarah (tarekat yang tidak sah) oleh Jami’iyyah Ahli Tariqah al-Mu’tabarah Indonesia (JATMI) serta Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya Shiddiqiyyah tidak dianggap sah karena dipandang sanad atau silsilah tarekatnya terputus.

Shiddiqiyyah disebut memiliki silsilah yang panjang, dimulai dari Muhammad Rasulullah SAW melalui sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq, kemudian turun ke Salman al Farisi, Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar al-Siddiq, Imam Ja’far al-Shadiq, Syeikh Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Sarwasyam al-Basthami, hingga kepada Syeikh Amin al-Kurdi.

Sedangkan Kiai Muchtar Muthi menerima tarekat Shiddiqiyyah dari gurunya, yaitu Syeikh Syu’aib Jamali, sehingga silsilahnya dikatakan terputus.

Tidak hanya itu, tarekat Shiddiqiyyah terkesan eksklusif dan tidak termasuk dalam jaringan budaya NU yang ada di Jombang.

Walaupun dianggap tidak sah, namun tarekat ini memiliki cukup banyak pengikut di Jombang, bahkan hingga beberapa daerah lain di Indonesia.