Penulis
Intisari - Online.com -Hasil positif didapatkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam upaya mereka mendorong penemuan migas di Indonesia.
Melansir serambinews.com, Premier Oil selaku operator blok Andaman II yang terletak 150 km lepas pantai Aceh berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi.
Penemuan itu diperoleh setelah perusahaan asal Inggris itu menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 pada kedalaman air 4.245 kaki (1293,8 meter).
Sumur itu dibor secara vertikal total pada kedalaman 13.818 kaki (4211,7 meter) di bawah laut.
Berdasarkan pengujian, sumur mengalirkan gas sebesar 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD).
Premier Oil Andaman Ltd akan segera melakukan studi evaluasi post drill, untuk menentukan langkah eksplorasi selanjutnya dalam usaha mengkomersialisasikan penemuan ini di lepas pantai cekungan Sumatera Utara.
"Sumur itu menemukan kolom gas setinggi 390 kaki (118,8 m) di reservoir batu pasir berbutir halus bersih hingga kotor dengan permeabilitas terkait 1-10 mD. Program akuisisi data lengkap telah diselesaikan termasuk wireline logging, 240 kaki inti pulih dan tes batang bor," kata Harbour Energy dilansir dari oedigital.com.
"Sementara sumur telah mengalami akumulasi gas material, pekerjaan lebih lanjut akan diperlukan untuk membangun komersialitas dan potensi penuh. dari permainan ini di seluruh lisensi," tambah perusahaan itu.
Gary Selbie, Direktur Presiden cabang Indonesia, mengatakan, "Kami didorong oleh hasil eksplorasi ini dan secara potensial membangun sejarah operasi kami yang berhasil ini di Indonesia.
"Kami mengharapkan bekerja dengan mitra kami dan Pemerintah Republik Indonesia untuk menentukan potensi komersialisasi penemuan penting ini."
Sementara itu Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara, menyampaikan apresiasi kepada jajaran SKK Migas terkait dan Premier Oil atas kerja keras dan sinergi yang dilakukan, yang berhasil membuat cadangan minyak dan gas bumi di Blok Andaman II berhasil ditemukan.
"Penemuan ini tidak hanya kabar yang menggembirakan bagi Premier Oil sebagai operator, tetapi juga bagi industri hulu migas secara keseluruhan karena akan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian target 2030, yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 miliar kaki kubik feet per hari (BSCFD)," ujar Benny dalam keterangan tertulis, Senin (11/7/2022).
Benny menyebut membaiknya harga minyak dunia di akhir tahun 2021 lalu disikapi SKK Migas dan KKKS untuk melakukan program kerja yang lebih agresif dan masif, termasuk program pengeboran sumur eksplorasi.
Komitmen pengeboran eksplorasi yang lebih masif terlihat dari program pengeboraan sumur eksplorasi di tahun 2022, mencapai 42 sumur atau tinggi dibandingkan realisasi pengeboran sumur eksplorasi tahun 2021 yang sebanyak 28 sumur.
"Setelah penemuan dari pengeboran sumur Timpan-1 yang dilakukan pada satu struktur, saya mendapatkan laporan Premier Oil akan fokus pada struktur-struktur di area barat yang memiliki play yang sama dengan yang discovery sekarang ini.
"Ini adalah kabar yang menggembirakan, dan optimis kedepannya akan ditemukan lagi cadangan migas di blok ini," imbuh Benny.
Eksplorasi di offshore Aceh sendiri sebenarnya sudah berakhir di tahun 2012, atau 10 tahun yang lalu.
Namun, Premier Oil kembali melakukan eksplorasi setelah melihat potensi yang sangat baik di blok Andaman II.
Pembahasan work, program & budget (WPnB) tahun 2023 sudah di depan mata, sehingga SKK Migas akan mendorong Premier Oil untuk kembali melakukan investasi di blok ini, agara dapat ditemukan discovery di masa mendatang.
"Blok Andaman dekat dengan infrastruktur migas sehingga setiap penemuan di blok ini akan lebih cepat untuk dapat dilakukan komersialisasi.
Mudah-mudahan kedepannya dapat menghidupkan kembali infrastruktur migas di Arun Aceh," terang Benny.
SKK Migas akan segera melakukan koordinasi dengan KKKS Premier Oil terkait penemuan hasil pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1, agar temuan yang ada dapat segera ditindaklanjuti dalam upaya mengkomersialisasikan temuan ini, sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan produksi migas nasional.
"Momentum harga minyak dunia yang tinggi dan diprediksikan akan berlangsung dalam waktu yang lama, akan membantu meningkatkan keekonomian dalam pengembangan proyek di hulu migas, sehingga kesempatan ini sudah seharusnya dapat ditindaklanjuti oleh Premier Oil dengan segera melakukan plan of development (POD) atas hasil penemuan tersebut," kata Benny.
Premier Oil adalah anak usaha Harbour Energy, salah satu perusahaan migas dunia negara Inggris dengan participating interest sebesar 40% sekaligus menjadi operator, bp 30%, dan Mubadala Petroleum 30% yang menunjukkan jika potensi hulu migas di Indonesia masih menarik bagi investor asing.