Penulis
Intisari-online.com - Strategi Barat memblokir pasokan minyak dari Rusia tampaknya membuat dunia makin kesulitan.
Terlebih Rusia merupakan negara pemasok gas dan minyak terbesar di dunia ini membuat dunia makin tercekik.
Tak cukup sampai disitu, Rusia belakangan dilaporkan menemukan ladang minyak baru terbesar di Kutub Utara.
Ini adalah salah satu penemuan terbesar yang pernah ada di Rusia, kata kelompok minyak dan gas Rosneft.
Perusahaan minyak negara Rusia Rosneft mengumumkan penemuan ladang minyak besar di Laut Pechora, di Samudra Arktik, laut Arktik.
Ladang tersebut diperkirakan menampung hingga 82 juta ton minyak.
Ladang minyak ditemukan selama operasi pengeboran uji di wilayah Medynsko-Varandeysky.
"Selama pengujian, aliran bebas minyak mencapai 220m3/hari," kata Rosneft, menurut RT.
Perusahaan mencatat bahwa lapangan mengandung minyak manis ringan, rendah belerang dan viskositas rendah.
Ini adalah minyak yang sama dengan minyak mentah Brent, minyak patokan yang digunakan untuk menentukan harga transaksi minyak mentah di seluruh dunia.
Menurut Rosneft, kegiatan eksplorasi di Laut Pechora telah menunjukkan "potensi minyak yang signifikan dan memiliki dasar untuk melanjutkan penelitian dan pengembangan kegiatan ekstraksi minyak di daerah tersebut".
Menurut laporan itu, Rosneft memiliki total 28 lisensi minyak lepas pantai di Kutub Utara, delapan di antaranya berada di Laut Pechora.
Bulan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa ekspor minyak mentah Rusia tetap stabil pada Mei.
Dengan penjualan 20 miliar dollar AS, naik 1,7 miliar dollar AS dari bulan sebelumnya, meskipun ekspor minyak turun karena sanksi Barat.
Terlepas dari sanksi, Uni Eropa (UE) tetap menjadi pasar utama minyak mentah Rusia, menyumbang 43% dari minyak yang dikirim dari Rusia ke luar negeri. China tertinggal dengan lebih dari 25%.
Para ahli memperingatkan bahwa harga minyak global bisa mencapai 380 dollar AS per barel, yang lebih dari tiga kali tingkat saat ini.
Jika Rusia memangkas produksi untuk membalas terhadap Barat.
Menurut Bloomberg, jika Rusia memangkas pasokan sekitar 3 juta barel per hari, harga minyak mentah kemungkinan akan mencapai 190 dollar AS/barel.
Dalam skenario terburuk, jika Rusia memangkas 5 juta barel per hari, harga minyak mentah bisa mencapai 380 dollar AS/per barel.