Find Us On Social Media :

Perlakukan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Selayaknya Raja, Inilah Sebabnya Vietnam Tidak Bisa dan Tidak Akan Tinggalkan Rusia dan Akan Dukung Negara Itu

By May N, Senin, 11 Juli 2022 | 15:54 WIB

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 yang diadakan oleh Menlu Retno Marsudi

Vietnam tidak mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa latihan tersebut dijadwalkan, dan ada spekulasi bahwa latihan tersebut mungkin tidak akan dilakukan. Meskipun demikian, prospek telah mengangkat alis di Washington.

Kesempatan kunjungan Lavrov adalah peringatan 10 tahun penandatanganan “kemitraan strategis komprehensif” kedua belah pihak, sebutan paling ramah dan paling akrab yang dapat diberikan Vietnam kepada negara asing di bawah kebijakan luar negeri “empat tidak” yang melarang aliansi militer internasional.

Setelah menjalin hubungan pada tahun 1950, hubungan bilateral secara resmi ditingkatkan menjadi “kemitraan strategis” pada tahun 2001 dan kembali menjadi “kemitraan strategis yang komprehensif” pada tahun 2012.

Kedua belah pihak juga menyatakan komitmen bersama untuk memperdalam hubungan dalam konteks kemitraan, yang secara resmi berjalan hingga 2030, “di semua bidang.”

China dan India adalah dua negara lain yang menikmati kemitraan dengan Vietnam. Namun, penunjukan itu bukan pengganti aliansi formal.

Meskipun diklasifikasikan sebagai mitra keamanan tingkat tertinggi dengan Hanoi, Beijing tetap menjadi ancaman geopolitik utama Vietnam dan peningkatan kerja sama dengan AS adalah akibat langsung dari kenyataan itu.

Adapun AS, Hanoi dan Washington menandatangani "kemitraan komprehensif" pada 2013.

Pengaturan ini secara resmi dua anak tangga di bawah yang dinikmati dengan Rusia. “Kemitraan strategis” berada di antara keduanya, sebutan yang diberikan kepada sekitar selusin negara, dan peningkatan status AS ke status ini karena alasan yang tidak jelas telah ditunda.

Meskipun demikian, hubungan bilateral AS-Vietnam terus meningkat, dan kemitraan Vietnam dengan AS lebih substantif dibandingkan dengan sebagian besar mitra strategis formal.

Mengingat tujuan bersama untuk menahan China, Vietnam telah muncul sebagai mitra strategis AS yang penting.

Kedua negara berbagi keinginan untuk mengekang China yang semakin tegas dan termiliterisasi dari ekspansi lebih lanjut di Laut China Selatan.

Namun, hubungan semacam itu dapat terancam oleh kerja sama yang berkelanjutan dengan Rusia dan pembelian peralatan militer Rusia.

Vietnam dilaporkan merupakan importir senjata terbesar ketiga Rusia, setelah China dan India.

Baca Juga: Ngeri! Disebut-Sebut Bisa Ciptakan Tsunami Cuma Dari Gelombangnya Saja, Kapal Selam dengan Senjata Nuklir Milik Rusia Ini Tiba-Tiba Dikerahkan, Apa Tujuannya ?