Beberapa orang bergiliran duduk-duduk di tempat tidur king-size milik Presiden Rajapaksa dan sofa-sofa yang nyaman.
Seorang pria mengungkapkan kekecewaannya atas ketimpangan antara kondisi Istana Kepresidenan dengan apa yang mereka alami sejak krisis melanda negara ini.
"Saya terkejut melihat AC bekerja di kamar mandinya. (Sementara) Kami harus bertahan dengan pemadaman listrik yang tak ada habisnya," kata seorang pria yang memasuki Istana kepada AFP melalui telepon.
Ada pula sseorang mahasiswa yang menaiki sebuah tiang gerbang untuk dengan keras mendesak orang banyak untuk tidak merusak atau menjarah kediaman negara, yang merupakan tempat penyimpanan artefak yang tak ternilai harganya.
"Kami menyebut Gota pencuri dan mengeluarkannya, tolong jangan mengambil apa pun dari istana. Kita seharusnya tidak menjadi pencuri seperti Rajapaksa," katanya.
Rajapaksa pindah ke Istana Kepresidenan pada April, segera setelah ribuan pengunjuk rasa berusaha menyerbu rumah pribadinya selama demonstrasi besar-besaran. Kediamannya sebenarnya tidak dikuasai massa, tetapi Rajapaksa pindah ke sana dengan harapan bahwa itu akan lebih aman, meski akhirnya tetap sia-sia.
Gotabaya Rajapaksa sendiri akhirnya setuju untuk mengundurkan diri sebagai Presiden Sri Lanka pada Sabtu (9/7/2022) kemarin, dan beberapa jam kemudian Ketua parlemen mengatakan Gotabaya Rajapaksa akan mundur pada Rabu (13/7/2022).
Sementara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan dia akan meninggalkan jabatannya begitu pemerintahan baru terbentuk.
(*)