Find Us On Social Media :

AS dan Barat Pasti Kecewa Berat, Bukannya Bangkrut, Ekonomi Rusia Justru Makin Tangguh Meski Banyak Kena Sanksi

By Tatik Ariyani, Kamis, 7 Juli 2022 | 16:54 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin

Intisari-Online.com - Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Amerika Serikat (AS) dan Barat menjatuhkan sanksi besar-besaran pada Rusia.

Sanksi-sanksi itu diharapkan dapat melemahkan ekonomi Rusia sehingga Rusia tak bisa lagi mendanai perang.

Namun, agaknya musuh-musuh Rusia akan kecewa karena kehancuran ekonomi Rusia tidak terjadi.

Rusia tampaknya berada di jalur untuk resesi yang jauh lebih dangkal daripada yang diperkirakan semula tahun ini, Bloomberg melaporkan pada hari Rabu, mengutip para ahli.

Pengiriman minyak yang melonjak telah menumpulkan dampak sanksi AS dan Uni Eropa, kata mereka.

Melansir Russian Today, Kamis (7/7/2022), menurut publikasi tersebut, ekonom dari JPMorgan Chase, Citigroup, dan bank-bank besar lainnya memangkas prospek penurunan output tahun ini menjadi hanya 3,5%.

Sebelumnya, beberapa pejabat Rusia meramalkan kontraksi sebanyak 12%.

Namun, kini mereka bersiap untuk memperbarui perkiraan mereka menjadi kurang dari setengahnya.

“Petinju (boxer) itu sekarang bergerak lagi setelah dijatuhkan,” kata kepala ekonom di penilai kredit yang berbasis di Moskow, RA Anton Tabakh kepada outlet tersebut.

“Ada knockdown, tetapi telah diimbangi secara substansial oleh harga ekspor yang nyaman, bahkan dengan diskon, dan kapasitas anggaran untuk mengeluarkan uang untuk masalah ini.”

Ekonomi masih "menghadapi kontraksi paling tajam setidaknya sejak 2009," klaim Bloomberg.

Kemudian menambahkan bahwa "langkah cepat pemerintah untuk menstabilkan mata uang dalam minggu-minggu pertama setelah perang mencegah krisis keuangan dan diikuti oleh banjir pendapatan ekspor."