Lembaga yang kini ditinggalkan oleh Ahyudin tersebut sedang mengalami krisis keuangan.
Padahal, sebelumnya ACT mampu menghimpun dana mencapai Rp462 miliar pada tahun 2020.
Dalam laporan keuangannya, jumlah dana sebesar ratusan miliar rupiah juga disebut berhasil dihimpun oleh ACT pada tahun-tahun sebelumnya.
Namun, sepeninggal Ahyudin pada akhir tahun lalu, lembaga ini kini malah tidak mampu melaporkan keuangannya untuk tahun 2021.
Gaji besar yang dianggap wajar
Terkait gaji tinggi, Ahyudin sendiri sempat buka suara dengan menyatakan bahwa hal itu sangatlah wajar.
Hal ini, menurut Ahyudin, selaras dengan beban pekerjaan yang harus diemban oleh para personel ACT.
Selain itu, kembali Ahyudin berpendapat, gaji yang besar juga pantas untuk diberikan agar ACT mampu mempersembahkan program yang baik.
Suatu hal yang sebenarnya bisa dibilang kontradiktif dengan status ACT sebagai lembaga sosial dan kemanusiaan.
Apalagi, Ahyudin sendiri pernah menyatakan bahwa relawan itu pantang untuk menanyakan besaran gaji yang bakal dia dapat.
Menurut Ahyudin, dalam artikel "Gotong Royong di Tengah Kemalangan" yang terbit di Majalah Intisari edisi Mei 2010, bekerja sebagai relawan itu harus berlandaskan jiwa humanisme yang tinggi.
Sebab, dalam artikel tersebut Ahyudin menyebut bahwa pekerjaannya adalah murni bersifat sosial alias tanpa bayaran.