Sampai Seret Nama Unicorn Indonesia, ACT yang CEO-nya Bergaji Rp250 Juta Plus Fasilitas Mobil Mewah Ternyata Pernah Dikaitkan dengan Organisasi Terlarang Ini

May N

Penulis

Aksi Cepat Tanggap (ACT) terciduk memperkaya pemimpinnya dengan menggaji para pemimpinnya Rp 250 juta per bulan dilengkapi mobil mewah
Aksi Cepat Tanggap (ACT) terciduk memperkaya pemimpinnya dengan menggaji para pemimpinnya Rp 250 juta per bulan dilengkapi mobil mewah

Intisari - Online.com -Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendadak menjadi perbincangan publik terutama di Twitter, dengan tagar #JanganpercayaACT menjadi trending sejak Senin (4/7/2022) dini hari.

ACT menjadi pusat perhatian karena masalah transparansi anggaran yang dikelola ACT.

Melansir Tribun Lampung, ACT diduga menyelewengkan dana sumbangan dari umat, dan netizen mempermasalahkan transparansi ACT dalam hal penyaluran dana donasi.

Dilaporkan juga dari laporan berita media, gaji CEO ACT disebut mencapai Rp 250 juta per bulan.

Sementara itu gaji pejabat menengahnya mencapai Rp 80 juta per bulan, masih mendapat fasilitas mobil Alphard atau Fortuner.

ACT terbentuk pada 21 April 2005 sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan, dan untuk memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya yaitu mulai dari kegiatan tanggap darurat.

ACT mulai fokus pada program pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, dan program berbasis spiritual contohnya Qurban, Zakat, dan Wakaf.

ACT mengumpulkan dana dari donatur publik yaitu masyarakat dengan kepedulian tinggi terhadap masalah kemanusiaan, dan juga partisipasi perusahaan lewat kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Agar akuntabilitas keuangannya jelas, ACT secara rutin memberikan laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit Kantor Akuntan Publik kepada donatur dan pemangku kepentingan lain, lalu dipublikasi lewat media massa.

Sejak tahun 2012 ACT bertransformasi menjadi satu lembaga kemanusiaan global, dengan jangkauan aktivitas yang lebih luas.

Pada skala lokal, ACT mengembangkan jejaring ke semua provinsi baik dalam bentuk jaringan relawan dalam wadah MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) maupun dalam bentuk jaringan kantor cabang ACT.

Jangkauan aktivitas program sekarang sudah sampai ke 30 provinsi dan 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Pada skala global, ACT mengembangkan jejaring dalam bentuk representative person sampai menyiapkan kantor ACT di luar negeri.

Dikaitkan dengan Unicorn Bukalapak

Tahun 2019 tepatnya 23 Juli 2019 lalu sebuah akun facebook Kata Kita mengunggah sebuah gambar tangkapan layar layanan pembayaran di aplikasi Bukalapak.

Gambar itu mencantumkan juga tulisan "Donasi Rp 500 melalui lembaga ACT."

Akhirnya muncul kaitan sumbangan dana dari Bukalapak untuk ISIS melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT).

BUKALAPAK, BUKALAH TOPENGMU--------------------------Bagi penggila belanja online, nama Bukalapak sebagai icon marketplace lokal sedikit banyak menyimpan beberapa "fenomena politik". Bagaimana sebuah situs online beromset trilyunan rupiah menjadi salah satu sisi gelap konspirasi ideologi di Indonesia.

Kronologisnya barangkali bisa disimak : Silahkan buka situs bukalapak, kemudian "pura-pura" lakukan pembelian maka munculah format pembayaran yang harus dilakukan. Pada salah satu pilihan tertera "Donasi Rp 500 melalui Lembaga ACT". Jika kita menyetujui, maka total angka yang harus dibayarkan bertambah Rp 500.

Apakah ACT itu? ACT (Aksi Cepat Tanggap) adalah sebuah lembaga pengumpul Donasi kemanusiaan. Untuk lebih jauh menelusuri ACT Silahkan Googling dengan kata kunci : "ACT dan ISIS" maka akan muncul beberapa link berita yang mengupas keterkaitan lembaga donasi itu dengan ISIS dan Suriah.

Namun ternyata hal ini tidak benar, dengan Bukalapak menyatakan resmi dalam situsnya lewat artikel berjudul "Pernyataan Resmi Bukalapak".

Kami menyesalkan adanya informasi tidak akurat di media sosial yang mengatakan bahwa Bukalapak bekerja sama dengan lembaga penyalur donasi yang terafiliasi dengan gerakan radikal dan ilegal. Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat.

Bukalapak bekerjasama dengan berbagai lembaga kemanusiaan yang tersertifikasi pemerintah, seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, dan Kitabisa untuk menyalurkan donasi dari pengguna aplikasi.

Bukalapak mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai dan turut menyebarkan hoax yang beredar di berbagai jejaring media sosial dan WhatsApp Group ini.

Sebagai mitra dari jutaan UMKM, Bukalapak akan berupaya sekuat tenaga guna menjaga kepercayaan pengguna dan memastikan bangsa Indonesia dapat terus merasakan dampak positif dari inovasi teknologi.

Dapat disimpulkan bahwa Bukalapak tidak terkait pendanaan ISIS.

ACT waktu itu juga sudah meluruskan kabar ini, dengan waktu itu Vice President Ibnu Khajar menyatakan jika organisasinya adalah lembaga kemanusiaan yang menjunjung transparansi penyaluran donasi didapat dari berbagai mitra yang tersertifikasi oleh pemerintah.

Baca Juga: Transparansi Lembaga Aksi Cepat Tanggap Dipertanyakan, Terkuak Begini Penyaluran Dana ACT Mulai dari Donasi yang Diterima dan Nominal yang Disalurkan

Artikel Terkait