Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram berkembang menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling dihormati di Nusantara.
Ketika itu, Mataram hampir menguasai seluruh tanah Jawa.
Banten serta Batavia (Jakarta), yang menjadi markas VOC, merupakan salah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai.
Keberadaan VOC dianggap sebagai penghalang bagi Mataram untuk menguasai Banten.
Untuk dapat menyerang Banten, Mataram juga harus mengatasi Batavia terlebih dahulu.
Baca Juga: Info Kalender Jawa Juli 2022 Lengkap dengan Hari Pasaran dan Wuku
Sultan Agung juga menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka.
Itulah alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629.
Meski pada akhirnya gagal dan terpaksa menarik mundur pasukannya, namun keberanian Sultan Agung melakukan perlawanan terhadap Belanda menjadi salah satu catatan penting dalam sejarah Nusantara.
Sultan Agung menjadi penguasa lokal pertama yang melawan kehadiran VOC Belanda.
Bahkan sampai akhir hayatnya, Sultan Agung tetap tidak mau berdamai dengan VOC, meskipun diberikan tawaran yang cukup menjanjikan.
Setelah kegagalan Mataram, VOC akhirnya berhasil memperluas pengaruhnya.
Mereka mengakuisisi dataran tinggi Priangan serta pelabuhan pantai utara Mataram, seperti Tegal, Kendal, dan Semarang.
Sementara itu, perlawanan lain terhadap VOC kemudian juga dilakukan di Maluku, Makassar, dan Banten, beberapa tahun kemudian.
(*)