Find Us On Social Media :

Negaranya Dipastikan Bangkrut dan Jelas Gagal Bayar Utang, Begini Nasib Sri Langka yang Tercancam Dihabisi Pemberi Utangnya

By Khaerunisa, Kamis, 23 Juni 2022 | 17:10 WIB

Ilustrasi krisis Sri Lanka.

Di tengah situasi krisis di Sri Lanka, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada parlemen, Rabu, kesehatan keuangan bank-bank di Sri Lanka adalah "salah satu masalah terbesar" yang dihadapi negara itu.

Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Pembicaraan restrukturisasi utang diharapkan akan segera dimulai, dengan kini sekelompok kreditur terbesar Sri Lanka, termasuk Pacific Investment Management Co., T. Rowe Price Group Inc. dan BlackRock Inc., telah dibentuk, Bloomberg melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui pengaturan tersebut, yang meminta anonimitas sebelum pengumuman resmi.

Sri Lanka bergulat dengan krisis kemanusiaan yang memburuk setelah kehabisan dolar untuk membeli makanan dan bahan bakar impor, mendorong inflasi hingga 40% dan memaksa default.

Negara itu membutuhkan $ 5 miliar untuk memastikan "kehidupan sehari-hari tidak terganggu," dan $ 1 miliar lebih lanjut untuk memperkuat rupee, Wickremesinghe mengatakan kepada parlemen awal bulan ini.

Selain itu, Sri Lanka mempekerjakan Lazard Ltd. dan Clifford Chance LLP pada bulan Mei sebagai penasihat keuangan dan hukum dalam restrukturisasi utang karena negara tersebut mencari dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Baca Juga: Alami Gempa Dahsyat Hingga Tewaskan 1.000 Orang, Ternyata Afghanistan Terletak di Kawasan Paling Mematikan di Planet Bumi Ini, yang Disebut Hindu Kush, Apa Itu?

Baca Juga: Firasat Kedutan Mata Kiri Bawah; Firasat Kedutan di Alis Kiri

Negara tersebut akan mencari panduan dari para penasihat tentang bagaimana melanjutkan gugatan yang diajukan di AS, kata orang-orang tidak ingin diidentifikasi karena diskusi bersifat pribadi.

Sri Lanka pada hari Senin memulai pembicaraan dengan IMF, menuju kesepakatan yang dapat menawarkan kreditur yang cukup nyaman untuk meminjamkan dana segar ke negara bangkrut yang mencari $6 miliar dalam beberapa bulan mendatang itu.

Kasusnya adalah Hamilton Reserve v. Sri Lanka, 22-cv-5199, Pengadilan Distrik AS, Distrik Selatan New York (Manhattan).

Dengan bangkrut dan gagal bayar utang ini, Sri Lanka memulai penutupan perlahan pada Senin (20/6/2022) untuk menghemat cadangan bahan bakar yang menipis.