Find Us On Social Media :

Dijuluki ‘Kesucian yang Harum’, Kisah Permaisuri Kojun dari Kekaisaran Jepang, Mengasingkan Diri Hingga Kematian Menjemputnya di Usia yang Sangat Lanjut

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 16 Juni 2022 | 13:00 WIB

Permaisuri Kojun dari Kekaisaran Jepang.

Hirohito mengenakan jubah oranye dengan celana panjang putihdan di kepalanya ada hiasan kepala upacara yang berat, juga membawa tongkat kerajaan.

Kemudian, Hirohito mengganti dengan seragam dan Nagako berganti dengan gaun formal biru langit untuk makan malam di Istana.

Mereka menghabiskan bulan madu mereka di Okinajima, sebuah pulau kecil di tengah Danau Inawashiro.

Dia menjadi Permaisuri dua tahun kemudian pada tanggal 25 Desember 1926.

Selama pernikahan mereka, pasangan itu memiliki tujuh anak.

Putra pertama mereka tidak lahir sampai 23 Desember 1933, setelah empat putri.

Mereka akhirnya memiliki lima putri dan dua putri, namun putri kedua meninggal hanya lima bulan.

Selama masa kesedihan itu, Nagako membangun tradisi baru.

Sebelum ini, para dokter dilarang menggunakan hal-hal seperti jarum suntik pada Keluarga Kekaisaran, tetapi Nagako mengizinkan para dokter untuk menggunakan segala cara demi menyelamatkan putrinya.

Sayangnya bantuan datang terlambat untuk putri kecilnya, namun banyak anggota keluarga yang kemudian mendapat manfaat dari tradisi baru.

Dia menjadi Permaisuri Kekaisaran Jepang pertama yang bepergian ke luar negeri.

Dia bepergian dengan suaminya dalam tur Eropa pada tahun 1971 dan bergabung dalam suaminya dalam kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat pada tahun 1975.