Find Us On Social Media :

Dijuluki ‘Kesucian yang Harum’, Kisah Permaisuri Kojun dari Kekaisaran Jepang, Mengasingkan Diri Hingga Kematian Menjemputnya di Usia yang Sangat Lanjut

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 16 Juni 2022 | 13:00 WIB

Permaisuri Kojun dari Kekaisaran Jepang.

Intisari-Online.comPermaisuri Kojun lahir sebagai Putri Nagako pada 6 Maret 1903 adalah anak Kuniyoshi, Pangeran Kuni dari permaisurinya, Shimazu Chikako.

Sebagai anggota dari salah satu Oke (juga dikenal sebagai cabang keluarga Kekaisaran Lama), dia memenuhi syarat untuk memberikan pewaris takhta.

Dia bersekolah di Sekolah Wanita ‘Department of Peers’ di Tokyo, yang khusus didirikan untuk putri bangsawan dan keluarga Kekaisaran.

Dia bersekolah dengan Putri Masako Nashimoto, kemudian Putri Mahkota Uimin dari Korea.

Masa mudanya berakhir saat dia bertunangan dengan sepupunya yang ke-14, Pangeran Hirohito, kemudian menjadi Kaisar Showa.

Dia telah dipilih olehnya setelah upacara minum teh di Istana Kekaisaran.

Dia mengakhiri sekolahnya dan memasuki program pelatihan enam tahun untuk mengembangkan karakteristik untuk Permaisuri masa depan.

Sebanyak 22 mata pelajaran dibagikan selama seminggu dengan 17 guru yang berbeda.

Pertunangan itu hampir gagal ketika ditemukan bahwa ada buta huruf herediter dalam keluarga Shimazu, dari keluarga ibunya.

Pertunangan mereka diumumkan pada Januari 1919 dan menikah pada 26 Januari 1924.

Nagako mengenakan kombinasi merah dan ungu dengan kereta panjang putih salju.

Dia menggunakan ornamen emas di rambut hitamnya.