Intisari-Online.com – Pada tahun kelima belas periode Zhenguan dalam Dinasti Tang di China kuno, Kaisar Tang Besar (Tang Taizong) Li Shimin, ditemani para pejabatnya pergi ke Gunung Mian.
Mereka pergi ke tempat itu bermaksud memberi penghormatan kepada biksu utama Zhichao.
Adik perempuan kaisar, Putri Zhangzhao, juga ikut bersama rombongan itu.
Ketika Taizong tiba di Gunung Mian dan mendengar bahwa Zhichao telah meninnggal, dia merasa sangat kecewa dan sedih
Dia memandang ke langit, lalu menghela napas, “Perjalanna untuk menyembah Buddha ini sia-sia.”
Tiba-tiba, empat karakter, “Kong Wang Gu Fo (Buddha Kuno Raja Kosong)” dan gambar biksu utama Zhichao muncul di langit.
Oleh karena itulah, Tang Taizong menganugerahkan gelar “Buddha Kongwang (Buddha Raja Kosong)” pada Zhichao.
Putri Zhangzhao melihat keajaiban itu dengan matanya sendiri dan dia sangat menyukai gunung yang anggun itu.
Maka, dia memutuskan untuk menjadi seorang biarawati dan mendedikasikan hidupnya untuk mempraktikkan agama Buddha.
Ketika Tang Taizhong sedang beribadah di Gunung Mian, dia melihat satu tempat yang tampak seperti persimpangan dua naga, yang terdapat banyak gua latihan yang ditinggalkan oleh praktisi sebelumnya.
Itu terletak di puncak gunung, di tebing, dan di dalam hutan.
Kaisar sangat menghargai tempat-tempat itu sehingga dia memberi nama pada tempat itu sebagai ‘Pegunungan Naga’.