Singgung Soal Perang Dunia III, Rusia Mengaku Punya Senjata Rahasia yang Bisa Bikin Seisi Bumi Ketakutan, Senjata Apakah yang Dimaksud?

Afif Khoirul M

Penulis

Ia mengatakan bahwa, dengan senjata yang membuat semua lawan gentar, Moskow "tidak mengizinkan" Perang Dunia III terjadi.

Intisari-online.com - Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, menyatakan bahwa Rusia memiliki senjata yang dapat "mendinginkan ambisi negara-negara yang siap memulai Perang Dunia III".

Artinya, Rusia menyembunyikan senjata yang bisa membuat seluruh dunia ketakutan, bahkan bisa mencegah Perang Dunia III

Berbicara selama kunjungan ke pusat penelitian nuklir di Sarov Rusia, Dmitry Medvedev.

Ia mengatakan bahwa, dengan senjata yang membuat semua lawan gentar, Moskow "tidak mengizinkan" Perang Dunia III terjadi.

"Pencapaian bersejarah kami adalah menciptakan perisai nuklir yang andal untuk Rusia dan sekutunya," katanya.

"Perisai ini akan menjamin kemerdekaan kita selama bertahun-tahun," kata Medvedev (17/5).

Medvedev memperingatkan bahwa Rusia tidak menginginkan perang, tetapi akan meluncurkan respons "sangat kuat" jika terjadi serangan pencegahan.

Medvedev juga menekankan bahwa perisai nuklir Rusia memiliki senjata canggih, andal.

Baca Juga: Alot Saat Berunding, Tiba-Tiba Ukraina Bocorkan Syarat Untuk Berdamai dengan Rusia, Mau Menyerah Bahkan Berhenti Berperang Jika Hal Ini Dijamin?

Mampu "mendinginkan ambisi negara mana pun yang siap memulai Perang Dunia III atau melalui pihak lain".

"Kami tidak akan membiarkan Perang Dunia III terjadi. Namun, jika negara diserang, kami dapat memberikan respons segera dan super kuat," katanya.

"Kami dapat mengusir provokasi atau ancaman apa pun," kata Medvedev.

Medvedev juga menambahkan bahwa posisi Moskow dalam masalah nuklir tidak berubah.

"Moskow mendukung penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai dan kreatif," kata Medvedev.

Pernyataan Medvedev tampaknya ditujukan untuk memperingatkan Barat.

Terutama dalam konteks NATO, organisasi militer yang dipimpin AS, berusaha untuk memperluas keanggotaannya di Eropa.

Sebelumnya, pada (17/5), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia melihat AS dan Barat sebagai "negara yang bermusuhan".

Menurut Dmitry Peskov, dalam konteks konflik di Ukraina, Barat dan AS melancarkan "perang campuran" melawan Rusia.

"Memang benar bahwa Rusia sering menganggap mereka sebagai negara yang tidak bersahabat, tetapi saya pikir mereka telah berubah menjadi negara yang bermusuhan karena apa yang mereka lakukan dalam konflik tersebut," kata Peskov seraya menambahkan bahwa keberadaan Rusia membuat Barat 'tidak nyaman'.

Artikel Terkait