Find Us On Social Media :

Bikin Sejarawan Luar Kebingungan saat Pertama Kali Melihatnya, Benarkah Bantal Guling 'Lahir' Gegara Orang Belanda Tak Sanggup Miliki Gundik?

By Khaerunisa, Jumat, 20 Mei 2022 | 18:45 WIB

Ilustrasi bantal guling.

Ketika sang sejarawan datang dan akan menginap di salah satu rumah Belanda, dia menemukan guling di atas ranjang.

Dalam tulisannya yang berjudul "A Jaunt in Java" (1857), dia mengatakan bahwa dengan adanya guling di bawah kaki atau tangan mencegah kontak terlalu hangat di kasur.

Selain itu kenyamanan dalam iklim tropis sangat cocok dengan adanya guling.

Satu guling yang diisi dengan kapas lebih baik dibandingkan guling yang lainnya.

Baca Juga: Ancaman Pandemi Baru Masih Mengintai, Amerika Serikat Tiba-tiba Borong Jutaan Vaksin Guna Melawan Virus Baru, Inilah Dia Virus Cacar Monyet yang Gegerkan AS dan Eropa

Baca Juga: Titik Pijat Batuk, Begini Cara Mudah Menghentikan Batuk Cukup Tekan Tiga Titik Ini

Kemudian, seorang Jerman bernama Charnay juga dikisahkan kebingungan ketika menemukan adanya bantal guling di Jawa.

Sehingga seorang pelayan kemudian memberitahu untuk menggunakan guling adalah dengan meletakkannya di antara kaki agar keduanya tidak bersatu, yang membuat tidur bisa lebih nyaman.

Setelah menggunakan bantal guling, bahkan Charnay tinggal lebih lama di Indonesia, dan ketika kembali ke Jerman tetap menggunakan guling.

Meski sejumlah mitos mengatakan bantal guling tidak ada di negara-negara lain, namun rupanya ada benda serupa di negara lain.

Di Asia Timur, terdapat bentuk seperti guling, namun penggunaan dan bahan materialnya berbeda dengan apa yang ada di Indonesia.

Pada zaman Dinasti Goryeo, guling dinamakan jukbuin, chikufujin, atau zhufuren, yang terbuat dari anyaman bambu yang tergulung.

Penggunaannya juga sedikit berbeda. Di Asia Timur, guling hanya digunakan sebagai alas agar kaki tidak melekat pada kasur, sementara orang-orang Indonesia menggunakannya dengan cara dipeluk.

Seperti itulah kisah asal-usul keberadaan bantal guling, termasuk yang menyebutnya sebagai 'Dutch Wife' atau istri Belanda.

Baca Juga: Serupa tapi Tak Sama, Hari-hari Terakhir Soeharto dan Soekarno

Baca Juga: Kisah Cinta Agung Mumtaz Mahal dan Kaisar Shah Jahan, Kedukaan Berlebihan Atas Kehilangan Istrinya Membuatnya Mengasingkan Diri Hingga Bikin Bangunan Megah Ini untuk Sang Istri Tercinta

(*)