Find Us On Social Media :

Bak Anne Boleyn ‘Gundik’ Raja Inggris Henry VIII, Inilah Kisah Permaisuri Nala, Istri Kaisar Terkenal yang Terikat Bukan Karena Hasrat, Namun Tiba-tiba Dibenci oleh Kaisar, Apa Penyebabnya?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 12 Mei 2022 | 09:45 WIB

Permaisuri Nala, catatannya bersih, namun entah mengapa tiba-tiba dibenci oleh Kaisar.

Intisari-Online.com – Akibat kematian Permaisuri Fucha, permaisuri kesayangan Kaisar Qianlong, sangat dirasakan  oleh seluruh istana.

Dan tidak ada yang menanggung beban lebih dari penerusnya yang bernasib buruk, yaitu Permaisuri Nala.

Pada saat Permaisuri Fucha meninggal, Permaisuri Nala adalah ‘Permaisuri Mulia Xian’, dua peringkat di bawah Permaisuri.

Gelarnya, ‘Xian’, berarti ‘halus dan sopan’, seharusnya menjadi cerminan dari karakter pribadinya.

Dia hadir di istana kaisar sejak berusia enam belas tahun.

Pangkat dan senioritasnya adalah yang tertinggi di antara para wanita istana; latar belakang keluarganya, meskipun kurang bergengsi dibandingkan mendiang Permaisuri, cukup tinggi; karakternya, jika ada catatan resmi, tidak bercacat.

Itu berarti, dia sempurna untuk berperan sebagai Permaisuri baru.

Itulah yang ada dalam pikiran Janda Permaisuri, namun Kaisar tidak terlalu ingin dia mengambil peran itu.

Maka, sebagai kompromi, dia menjadikannya ‘Permaisuri Bangsawan Kekaisaran’, semacam posisi percobaan baginya untuk melaksanakan tanggung jawab seorang permaisuri tanpa gelar sebenarnya.

Lady Xian melewati masa percobaannya tanpa banyak masalah, dia kemudian dimahkotai setelah masa berkabung resmi negara itu berakhir.

Mungkin Permaisuri Nala dan Anne Boleyn, gundik Raja Henry VIII, tidak memiliki kesamaan.

Anne Boleyn cerdas, lincah dan memiliki tekad, sementara Permaisuri Nala menjadi versi lain dari Permaisuri Fucha.

Dia mengikuti garis dengan hati-hati, bermain sesuai aturan, dan tidak pernah memberi siapa pun alasan untuk meragukan legitimasi suksesinya.

Kaisar juga tidak pernah tergila-gila pada Permaisuri Nala, seperti halnya Raja Henry dengan Anne Boleyn.

Permaisuri Nala baru melahirkan anak setelah penobatannya sebagai Permaisuri.

Dengan kata lain, hubungan antara Kaisar dan Permaisuri barunya adalah hormat, pantas, dan sepenuhnya sesuai dengan harapan resmi dari pasangan kerajaan yang terikat bersama, bukan oleh hasrat, tetapi oleh tugas.

Hanya saja setelah pergantian peristiwa yang mencolok, nasib Permaisuri Nala bertemu dengan nasib Anne Boleyn.

Terjadinya badai, baik untuk Permaisuri Nala dan Anne Boleyn, didahului oleh periode yang tampaknya normal.

Anne Boleyn sedang menonton pertandingan tenis, menjalankan tugas resminya sebagai ratu, ketika dia diganggu oleh utusan yang memerintahkannya untuk hadir di hadapan dewan pengawas.

Sehari sebelumnya, suaminya tiba-tiba meninggalkan tempat duduknya di pertandingan May Day.

Menurut sejarawan Alison Weir, Anne mungkin memiliki cukup waktu untuk menyadari gawatnya situasinya,  yang sangat genting sejak dua kali keguguran.

Naiknya Jane Seymour di istana juga merupakan ancaman bagi Anne, karena Raja Henry mulai secara terbuka memamerkan kasih sayangnya padanya.

Sebaliknya, aib Permaisuri Nala, kurang jelas.

Kaisar dan orang-orang favoritnya sedang bertamasya Ke Hanzhou, semuanya berjalan baik pada awalnya.

Kaisar merayakan ulang tahun Permaisuri dalam perjalanan itu.

Mereka tiba di Hangzhou dan sarapan bersama, Kaisar bahkan memberinya makanan lezat dari meja kerajaannya, sebuah tanda kebaikan.

Namun, Permaisuri tidak muncul untuk makam malam itu, rupanya dia dikirim kembali ke istana dalam aib pada hari itu.

Sayangnya, apa yang memicu rangkaian peristiwa itu tidak diketahui, melansir theirhistory.

Menurut pengakuan kaisar sendiri, Permaisuri dengan sengaja memotong rambutnya sendiri, sebuah larangan besar bagi wanita Manchuria.

Itu dianggap mengutuk Kaisar dan Janda Permaisuri, karena Permaisuri hanya diperbolehkan memotong rambutnya sebagai tanda berkabung atas kematian mereka.

Namun, karena tidak ada sakti mata yang mendukung atau melawan klaim itu, tidak punya pilihan selain mengiyakan kata-kata Kaisar.

Alasan di balik itu dari Permaisuri Nala, mengingat catatan bersihnya, tidak diketahui, dan sangat membingungkan.

Mungkin juga karena keputusan Kaisar untuk mengangkat selir lain, ini menjadi pukulan bagi tindakan Permaisuri Nala.

Namun, tidak seperti Anne Boleyn, Permaisuri Nala tidak dihukum mati, dia juga tidak kehilangan posisinya sebagai Permaisuri.

Tetapi, perlakuannya setara dengan penurunan pangkat.

Kaisar menyita artefak upacara yang menandai empat promosinya ke promosi Permaisuri, Permaisuri Mulia, Permaisuri Kaisar, dan Permaisuri.

Kaisar juga mengurangi jumlah pelayannya menjadi dua, yang setara dengan permaisuri peringkat terendah di istana.

Permaisuri Nala meninggal setahun kemudian, dan pemakamannya dilakukan begitu saja, tidak sesuai dengan pangkatnya.

Peti matinya dimasukkan ke sudut makam selir lain.

Tidak ada plakat upacara yang didirikan untuk menghormatinya, juga tidak ada gelar anumerta yang diberikan.

Kaisar pun tidak pernah menunjukkan tanda-tanda kesedihan atas berita kematiannya.

Kaisar bahkan mengasingkan seorang perwira malang yang cukup tidak bijaksana yang mengusulkan pemakaman yang layak sesuai dengan pangkatnya bagi Permaisuri Nala.

Baca Juga: Bak Ratu Katherine dari Aragon yang Setia pada Raja Henry VIII, Inilah Kisah Permaisuri Fucha, Baik dan Pintar Kaligrafi, Kehilangan Putranya Sampai Bikin Drop Hingga Pengaruhi Gaya Politik Kaisar

 Baca Juga: ‘Bagaimana Saya bisa Hadapi dengan Hati Nurani Bersih?’ Kata-kata Terakhir yang Terkenal dari Permaisuri Wang, Akhiri Kehidupan Tragisnya Karena Ambisi Ayahnya Ingin Jadi Kaisar dengan Cara Ini

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari