Find Us On Social Media :

Dampak Keruntuhan Uni Soviet, Langsung Terasa di Negara Lain

By May N, Kamis, 12 Mei 2022 | 06:00 WIB

Joseph Stalin - Diktator Uni Soviet, sangat takut akan tiga hal ini.

Munculnya gerakan separatisme di negara-negara bawahan Uni Soviet.

Presiden Michael Gorbachev dan Boris Yeltsin gagal melakukan perbaikan sistem pemerintahan komunis di Uni Soviet.

Proses keruntuhan

Dalam buku Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, Mikhail Gorbachev sebagai presiden Uni Soviet menerapkan Perestroika (restrukturisasi politik dan ekonomi) untuk memperbaiki krisis Uni Soviet pada tahun 1985.

Secara umum, kebijakan Perestroika berusaha mengubah sistem komunisme menjadi lebih demokratis.

Kebijakan Perestroika mempunyai tiga prinsip utama yaitu Glasnost (keterbukaan politik), Democratizatsiya (demokratisasi) dan Rule of Law.

Kebijakan Perestroika pada perkembangannya dianggap sebagai blunder yang mempercepat keruntuhan Uni Soviet.

Kebijakan tersebut menyebabkan pertentangan antara kelompok moderat, konservatif dan radikal tentang sistem komunisme di Uni Soviet.

Selain itu, kebijkan Perestroika juga memunculkan keinginan negara-negara bagian untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet.

Pada tahun 1990, kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara bagian Uni Soviet.

Mereka menganggap bahwa sistem komunisme telah hancur karena tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Akhirnya negara-negara tersebut mulai melepaskan diri pada pertengahan tahun 1991.

Uni Soviet secara resmi dibubarkan pada 25 Desember 1991 ditandai dengan mundurnya presiden Mikhail Gorbachev.

Dampak keruntuhan Dalam buku Dari Uni Soviet hingga Rusia (2014) karya Andi Rafael Saputra, keruntuhan Uni Soviet memberikan dampak yang masif bagi aspek sosial, ekonomi dan politik dunia.

Baca Juga: Pernah Jadi Negara Komunis Paling Besar di Dunia, Uni Soviet Buat Warganya Patuh dengan Propaganda-propaganda Termasuk yang Disebarkan Lewat Poster-poster Berikut Ini