Find Us On Social Media :

Terus-terusan Kirim Senjata ke Ukraina, AS Disebut Kehabisan Stok Senjata, Negara yang Dibela AS dari China Ini Terancam Tak Dapat Jatah Senjata

By Tatik Ariyani, Senin, 9 Mei 2022 | 11:08 WIB

(Ilustrasi) Presiden AS Joe Biden

Intisari-Online.com - Pada Jumat (6/5/2022), Presiden AS Joe Biden mengumumkan bantuan paket senjata baru senilai 150 juta dollar AS untuk perang Ukraina melawan invasi Rusia.

Biden mengatakan, "Saya mengumumkan paket bantuan keamanan lain yang akan memberikan amunisi artileri tambahan, radar, dan peralatan lainnya ke Ukraina."

Ia juga memperingatkan bahwa dana hampir habis dan mendesak Kongres untuk mengizinkan penyediaan lebih banyak.

Melansir RT, Minggu (8/5/2022), Mike Gallagher, seorang Republikan dari Wisconsin, telah mengklaim bahwa tindakan AS untuk mempersenjatai Ukraina telah "membakar" persediaan senjata selama bertahun-tahun.

Sehingga hal itu menghambat kemampuan Washington untuk secara bersamaan mempersenjatai Taiwan melawan potensi konflik dengan China.

Sementara itu, industri militer AS yang besar sedang melobi Gedung Putih untuk mendapatkan lebih banyak kontrak.

“Kami kehabisan stok kami,” Gallagher, yang duduk di Komite Angkatan Bersenjata DPR, mengatakan kepada Fox News pada hari Jumat.

“Kami baru saja menghabiskan persediaan tujuh tahun Javelin dan itu tidak hanya penting karena kami terus mencoba dan membantu Ukraina menang di Ukraina, itu penting ketika kami mencoba untuk secara bersamaan mempertahankan Taiwan dari agresi dari Partai Komunis China.”

“Mereka akan membutuhkan akses ke beberapa sistem senjata yang sama, dan kami tidak memiliki persediaan saat ini untuk mengisi kembali apa yang telah kami habiskan di Ukraina,” lanjutnya.

Pemerintahan Biden sejauh ini telah memberi Ukraina hampir $4 miliar bantuan militer.

Presiden Joe Biden saat ini mendesak Kongres untuk meloloskan paket bantuan Ukraina senilai $33 miliar, $20 miliar di antaranya akan mendanai senjata dan dukungan militer lainnya untuk Kyiv.

Selain itu, ia juga diharapkan menandatangani Lend-Lease Act of 2022 pada hari Senin, menghidupkan kembali undang-undang era Perang Dunia II untuk memungkinkan AS mengekspor senjata dalam jumlah tak terbatas ke Ukraina.