Intisari-online.com - Invasi Rusia ke Ukraina dengan cepat menciptakan kekacauan di pasar energi global dan mengakibatkan kenaikan harga konsumen untuk minyak dan gas alam.
Namun guncangannya tidak terbatas pada bahan bakar fosil saja, harga nikel sangat fluktuatif, pada satu titik, hampir dua kali lipat dalam semalam.
Sebuah komponen penting dari banyak kendaraan listrik dan baterai skala utilitas, nikel sudah melonjak dalam permintaan saat dunia menjauh dari sumber energi karbon tinggi.
Beberapa analis telah menyimpulkan bahwa volatilitas baru-baru ini di pasar dapat merusak rencana jangka panjang produsen kendaraan listrik.
Tren ini telah memaksa banyak orang untuk mengakui kenyataan yang tidak menyenangkan, bahkan jika dunia berhenti menggunakan bahan bakar fosil, pilihan energi masih akan berdampak pada keamanan global.
Indonesia menggambarkan bagaimana sumber energi "baru" menyatu dengan geopolitik dan konflik domestik untuk menimbulkan ancaman yang muncul terhadap keamanan internasional.
Negara ini siap mendominasi produksi nikel global selama dekade berikutnya, sebagian besar berkat peningkatan investasi China.
Investasi ini, seperti dominasi China dalam pasokan logam tanah jarang , menimbulkan tantangan keamanan yang signifikan bagi dunia.
Akibatnya, Amerika Serikat dan sekutunya perlu bergerak sekarang untuk mendiversifikasi basis teknologi dan sumber daya mereka sebagai lindung nilai terhadap jenis monopoli sumber daya yang berkembang di Indonesia.
Dengan kekayaan alam sekitar 21 juta metrik ton nikel, Indonesia memiliki cadangan nikel paling banyak dibandingkan negara mana pun di dunia.
Sementara anugerah ini memberi Indonesia kapasitas penambangan yang signifikan sebesar 29% dari seluruh penambangan nikel global.
Source | : | Readcleardefense |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR